Pupuk dan Pemupukan – Tanaman sedikitnya membutuhkan 16 jenis unsur hara untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu diantaranya adalah fosfor. Unsur fosfor (P) berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena fosfor termasuk unsur hara makro esensial. Konsentrasi fosfor (P) pada tanaman umumnya antara 0,1% – 0,4%. Unsur P terdapat diseluruh sel hidup tanaman yang menyusun jaringan tanaman seperti fitin, asam nukleat dan fosfolipida. Beberpa pupuk yang mengandung unsur fosfor (P) antar lain pupuk TSP (kandungan fosfor 46%), pupuk SP 36 (kandungan fosfor 36%), pupuk SP 18 (kandungan fosfor 18%) dan pupuk alam rock phospate.
Meskipun unsur fosfor (P) termasuk unsur hara makro yang sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan perkambangan tanaman, namun kandungannya didalam tanaman lebih rendah dibanding Ca (Kalsium), N (Nitrogen) dan K (Kalium). Tanaman menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- dan HPO42- yang terdapat dalam larutan tanah. Ion H2PO4- lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada pH yang lebih tinggi (< 7) bentuk HPO42- lebih dominan. Disamping ion-ion tersebut, tanaman dapat menyerap P dalam bentuk fosfohumat, asam nukleat dan fitin.
Pergerakan ion fosfat pada umumnya disebabkan oleh proses difusi, tetapi jika kandungan P larutan tanah cukup tinggi, maka proses aliran massa dapat berperanan dalam transportasi tersebut. Ion yang sudah berada di permukaan akar akan menuju rongga luar akar (outer space) melalui proses diifusi sederhana, jerapan pertukaran, dan kegiatan bahan pembawa (carrier). Selanjutnya ion memasuki rongga dalam akar (inter space) dengan melibatkan energi metabolisme, yang dikenal sebagai serapan aktif.
Pada tanah masam, P bersenyawa dalam bentuk-bentuk Al-P, Fe-P dan Occluded-P, sedangkan pada tanah bereaksi basa, pada umumnya P bersenyawa sebagai Ca-P. adanya pengikatan-pengikatan P tersebut menyebabkan pupuk P yang diberikan menjadi tidak efisien, sehingga perlu diberikan dalam takaran yang tinggi. Menurut Jones (1982) tanaman memanfaatkan P hanya sebesar 10-30% dari pupuk P yang diberikan, berarti 70-90% pupuk P tetap berada di dalam tanah.
Di alam unsur P umumnya berbentuk fosfat. Fosfat yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam senyawa-senyawa organik dan anorganik dalam bentuk teroksidasi. Fosfor anorganik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistem penyangga tanaman. Dalam bentuk organik, P terdapat sebagai : fosfolipid, yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas; fitin, yang merupakan simpanan fosfat dalam biji; gula fosfat, yang merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman; nukleoprotein, komponen utama DNA dan RNA inti sel; ATP, ADP, AMP, dan senyawa sejenis, sebagai senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme; NAD dan NADP, merupakan koenzim penting dalam proses reduksi dan okssidasi; dan FAD dan berbagai senyawa lain, yang berfungsi sebagai pelengkap enzim tanaman.
Fosfor dalam tanah dibedakan dalam dua bentuk, yaitu P-organik dan P-anorganik. Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya rendah. Fosfor organik di dalam tanah terdapat sekitar 50 % dari P total tanah dan bervariasi sekitar 15-80% pada kebanyakan tanah. Bentuk-bentuk fosfat ini berasal dari sisa tanaman, hewan, dan mikroba. Fosfor dalam tanah dan penyerapannya oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, keadaan iklim dan kemampuan tanaman untuk menyerap hara dari tanah. Fosfor dan Nitrogen merupakan unsur yang harus disediakan pada tahap-tahap awal pertumbuhan untuk memastikan pertumbuhan vegetatif yang baik.
Didalam jaringan tanaman P berperan dalam hampir semua proses reaksi biokimia. Peran P yang istimewa adalah proses penangkapan energi cahaya matahari dan kemudian mengubahnya menjadi energi biokimia. P merupakan komponen penyusun membran sel tanaman, penyusun enzim-enzim, penyusun co-enzim, nukleotida (bahan penyusun asam nukleat), P juga ambil bagian dalam sintesis protein, terutama yang terdapat pada jaringan hijau, sintesis karbohidrat, memacu pembentukan bunga dan biji serta menentukan kemampuan berkecambah biji yang dijadikan benih.
Soepardi (1983) mengemukakan peranan P antara lain penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat jerami agar tanaman tidak mudah rebah, memperbaiki kualitas tanaman, pembentukan bunga, buah, dan biji, serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Fosfor juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga dan buah. Struktur perakaran yg sempurna memberikan daya serap nutrisi yang lebih baik. Pada proses pembungaan kebutuhan fosfor akan meningkat drastis karena kebutuhan energi meningkat dan fosfor adalah komponen penyusun enzym dan ATP yang berguna dalam proses tranfer energi.
Produksi buah yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur fosfor dalam tanaman. Fosfor berperan dalam pemecahan karbohidrat untuk energi, penyimpanan dan peredarannya ke seluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Fosfor diserap dalam bentuk ion hidrogen fosfat H2PO4- (Epstein, 1972). Jenis spesies tanaman dan faktor genetiknya merupakan faktor penting yang mempengaruhi dinamika fosfor dan efesiensi pemupukan fosfor dalam tanah (Nagar, 2002).
Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan metabolisme, diantaranya dalam proses sintesis protein yang menyebabkan terjadinya akumulasi karbohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P tanaman dapat diamati secara visual, yaitu daun-daun yang tua akan berwarna keunguan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antisianin. Pigmen ini terbentuk karena akumulasi gula di dalam daun sebagai akibat terhambatnya sintesis protein. Gejala lain adalah nekrosis (kematian jaringan) pada pinggir atau helai dan tangkai daun, diikuti melemahnya batang dan akar tanaman. Tepi daun cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap, hangus, pertumbuhan daun kecil, kerdil, dan akhirnya rontok.Kekurangan unsur fosfor juga dapat menyebabkan terhalangnya pertumbuhan serta proses biokimia dan fisiologi tanaman.
Leiwakabessy dan Sutandi (2004) menyatakan bahwa mobilitas ion-ion fosfat sangat rendah karena retensinya dalam tanah sangat tinggi. Oleh karena itu kemampuan fosfor menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman yang berasal dari pertambahan pupuk P sangat rendah, yakni antara 10-30%. Sisanya 70-90% tertinggal dalam bentuk tak larut atau hilang karena erosi.
Poerwanto (2003) menyatakan bahwa fungsi fosfor sebagai penyusun karbohidrat dan penyusun asam amino yang merupakan faktor internal yang mempengaruhi induksi pembungaan. Kekurangan karbohidrat pada tanaman dapat menghambat pembentukan bunga dan buah. Indranada (1986) manyatakan penyediaan fosfor yang tidak memadai akan menyebabkan laju respirasi menurun.
Bila respirasi terhambat, pigmen ungu (antosianin) berkembang dan memberi ciri defisiensi fosfor. Penelitian Mualim (2009) menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan antosianin kolesom. Demikian juga pada beberapa penelitian dilaporkan bahwa unsur N dan atau P yang terbatas diketahui dapat menginduksi akumulasi antosianin.
Kadarwati dalam Machfud et al.(1998) menyatakan penambahan pupuk fosfor pada lahan yang mengandung fosfor tinggi sampai sangat tinggi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil kapas. Hal ini bertentangan dengan peran fosfor dalam transfer energi melalui ATP atau ADP untuk pembentukan sukrosa, tepung dan protein sehingga mampu meningkatkan hasil tanaman.
Secara umum fungsi unsur hara fosfor (P) bagi tanaman adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
2. Merangsang pembungaan dan pembuahan
3. Merangsang pembentukan biji
4. Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
5. Memperkuat batang dan memicu perkembangan akar
6. Mempercepat pematangan buah
7. Memperbaiki kualitas tanaman
Demikian sedikit tentang unsur hara fosfor dan fungsinya. Semoga bermanfaat…