Jenis Unsur Hara dan Fungsinya

Unsur Hara dan Fungsinya

Pupuk dan Pemupukan – Pupuk mengandung berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Masing – masing dari unsur hara memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda bagi tanaman. Tanaman dalam kelangsungan hidupnya memerlukan hara atau nutrisi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Misalnya saat masa pertumbuhan vegetaif (pertumbuhan daun, tunas dan batang) tanaman memerlukan unsur nitrogen. Dan saat memasuki masa pertumbuhan generatif (pembentukan bunga dan buah) tanaman memerlukan unsur fosfor (P) dan potasium (K).

Jenis – Jenis Pupuk Berdasarkan Sumber Hara

Berikut adalah jenis – jenis pupuk dibedakan berdasarkan sumber unsur hara dan fungsinya ;

1. Pupuk Sumber Nitrogen

Nitrogen adalah unsur hara yang disimbolkan dengan huruf N. Pupuk nitrogen memiliki sifat mudah diserap oleh tanaman, juga mudah menguap keudara. Tanaman pada umumnya dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau amonium. Amonium yang ditaburkan pada tanah akan diubah menjadi nitrat oleh organisme tanah. Kecuali pada tanaman padi dan tanaman tembakau. Pada tanaman padi sawah dianjurkan menggunakan pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang tergenang nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. Sedangkan tembakau tidak mampu mentolelir jumlah amonium yang tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan nitrogen pada tanaman tembakau sebaiknya menggunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3) dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Penggunaan pupuk nitrogen harus berhati-hati, karena nitrogen dapat membakar tanaman.

a. Amonium Nitrat
Adalah pupuk dengan kandungan nitrogen yang cukup tinggi. Amonium nitrat bersifat mudah mencair (higroskopis) sehingga tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah bersuhu panas maupun daerah dingin. Frekuensi penggunaan pupuk ini harus lebih sering, karena mudah diserap tanaman dan cepat habis.

b. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4
Pupuk amonium sulfat ini kita kenal dengan pupuk ZA. Pupuk ZA berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis (tidak terlalu mudah mencair). Kandungan pupuk ini adalah nitrogen 21% dan sulfur (belerang) 26%. Karena reaksinya yang agak lambat, pupuk ZA sangat cocok digunakan sebagai pupuk dasar. Selain sumber nitrogen, pupuk ZA juga sebagai sumber sulfur (belerang). Pupuk ini cocok digunakan didaerah panas, dan tidak cocok digunakan pada tanah dengan pH rendah. Karena reaksinya bersifat asam.

c. Kalsium Nitrat
Bersifat higroskopis (mudah mencair) dan reaksinya bersifat basa. Selain sumber nitrogen, dengan kandungan kalsium Ca yang mencapai 19%, pupuk ini adalah sumber kalsium yang sangat baik.

d. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea bersifat sangat higroskopis (mudah larut) dan mudah menguap dalam bentuk amonia. Hal ini disebabkan karena kandungan nitrogennya yang cukup tinggi, yaitu 46%.

* Fungsi Pupuk Nitrogen
– Merangsang pertumbuhan vegetatif (daun, tunas dan batang)
– Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil)

2. Pupuk Sumber Fosfor

a. TSP
Pupuk TSP atau Triple Super Phosphate adalah pupuk fosfor dengan kandungan P2O5 46%. Berbentuk butiran berwarna abu-abu. Memiliki sifat yang sukar larut (tidak higroskopis), reaksinya sangat lambat dan cocok sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya netral, tidak bersifat asam maupun basa.

b. SP 36
Pupuk SP 36 biasanya berbentuk butiran berwarna keabu-abuan. Hampir sama dengan pupuk TSP, hanya saja kandungan fosfornya lebih rendah yaitu 36%.

c. SP 18
Pupuk SP 18 sama dengan SP 36, hanya saja kandungan fosfornya lebih rendah yaitu 18% (P2O5).

c. Amonium Phospat
Pupuk ini biasanya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (starter fertilizer). Memiliki sifat reaksi alkalis. Berbentuk fisik butiran berwarna coklat kekuningan. Dengan indeks garamnya yang rendah pupuk ini tidak bersifat membakar. Bisa disimpan dalam waktu yang lama karena tidak higroskopis (tidak mudah larut).

* Fungsi Pupuk Fosfor
– Membantu pembelahan sel dan pembentukan albumin
– Pembentukan bunga, buah dan biji
– Mempercepat pematangan buah
– Memperkuat batang dan membantu perkembangan akar
– Memperbaiki kualitas tanaman

3. Pupuk Sumber Kalium

a. Kalium Clorida (KCl)
Pupuk KCl bersifat mudah larut (higroskopis) dan bereaksi agak asam. Pupuk KCl mengandung 45% K2O dan khlor (Cl). Kandungan khlor berpengaruh pada beberapa jenis tanaman, misalnya tembakau, kentang dan wortel.

b. Kalium Sulfat (K2SO4)
Dikalangan petani pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZK, dengan kandungan 48-52% K2O. Bersifat agak asam, mudah larut dalam air dan bereaksi agak asam. Pupuk ini sangat disarankan digunakan untuk tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl, misalnya tembakau, kentang dan wortel.

c. Kalium Nitrat (KNO3)
Pupuk kalium nitrat tidak mudah larut dan bereaksi netral. Mengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk butiran berwarna putih.

* Fungsi Pupuk Kalium
– Membentuk dan mengangkut karbohidrat,
– Sebagai katalisator dalam pembentukan protein
– Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral
– Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik
– Menaikan pertumbuhan jaringan meristem
– Mengatur pergerakan stomataMemperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh
– Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung
– Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah
– Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat
– Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik
– Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit
– Membantu perkembangan akar tanaman.

4. Pupuk Sumber Unsur Hara Skunder

a. Kapur Dolomit
Pupuk dolomit merupakan sumber Ca dan Mg yang cukup baik, dengan kandungan Ca 30% dan Mg 19%. Pupuk dolomit berbentuk fisik seperti bubuk berwarna putih dan tidak mudah larut. Semakin halus butirannya, maka semakin baik kualitasnya.

* Fungsi Pupuk Dolomi
t
– Menaikkan pH tanah

b. Kapur Kalsit
Dikalangan petani dikenal dengan nama kapur pertanian dan berbentuk bubuk berwarna putih. Kapur kalsit mengandung 90-99% Ca dan bersifat mudah larut.

* Fungsi Pupuk Kalsit
– Menaikkan pH tanah

c. Kalium Magnesium Sulfat
Pupuk ini mengandung K2O 30%, S 12%, MgO 12%, bersifat sukar larut dalam air. Berbentuk butiran berwarna kuning.

* Fungsi
– Memperbaiki defisiensi Mg
– Menaikkan pH tanah

d. Kapur Gypsum
Kapur gypsum mengandung Ca 39%, S 53%, dan sedikit Mg. Berbentuk bubuk berwarna putih, jika terkena air akan menggumpal seperti tanah liat. Biasa digunakan pada tanah dengan kadar garam tinggi, misalnya pada daerah pantai. Pemberian kapur gypsum tidak terlalu berpengaruh pada pH tanah.

* Fungsi
– Mentralisir kadar garam pada tanah

e. Belerang (Element Sulfur)
Bubuk belerang adalah sumber unsur S (sulfur), unsur sulfur terdapat pada berbagai jenis pupuk dalam bentuk sulfat. Penggunaan sulfur tidak boleh lebih dari 25 gr/m3, karena dapat mengakibatkan daun tanaman terbakar jika berlebihan

* Fungsi
– Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
– Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
– Meningakatkan jumlah anakan yang menghasilkan (pada tanaman padi).
– Berperan penting pada proses pembentukan zat gula.
– Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).
– Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpanan, memperbesar umbi bawang merah dan baeang putih.

5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro

Unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, namun demikian pemberian pada tanaman perlu dilakukan. Unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yaitu bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintetis. Keduanya mudah larut dalam air. Pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik misalnya Cu, Mn, Zn dan Fe.

Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.

Demikian sedikit tentang berbagai jenis pupuk yang digolongkan berdasarkan sumber unsur haranya. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!