Inilah 16 Mitos Menyeramkan Tentang BUNGA KANTIL yang Syarat Unsur Magis dan Ritual

Mitos Dibalik Harumnya Bunga Cempaka Putih (Bunga Kantil)

 

 

Artikel – Masyarakat Indonesia sangat familiar dengan bunga yang sering digunakan dalam acara-acara adat, spiritual dan tradisi. Masyarakat secara tradisional membudidayakan atau menanam bunga kantil umumnya untuk keperluan-keperluan yang berhubungan dengan ritual tertentu. Kantil (Magnolia × alba (D.C.) Figlar & Noot.) dikenal juga dengan nama cempaka putih adalah tumbuhan salah satu anggota suku Magnoliaceae.

Dilansir dari wikipedia.org, tumbuhan ini dikenal di Indonesia dan beberapa negara tetangganya karena kuncup bunganya sering kali dipakai dalam upacara-upacara tradisional atau ritual tertentu. Secara botani, ia adalah hibrida (hasil persilangan) antara M. champaca dan M. montana. Bunga kantil dipakai sebagai hiasan ronce (biasanya diletakkan di ujung), sesajian, serta diletakkan di daun telinga pengantin atau pendeta.

Arti bunga Kantil dalam bahasa Jawa adalah menggantung. Bunga Kantil mempunyai makna ritual yaitu kemantil-kantil yang artinya selalu ingat dimanapun berada atau tetap mempunyai hubungan yang erat walaupun alamnya sudah berbeda. Filosofi inilah yang menjadikan kebanggaan bagi masyarakat Jawa, dan salah satu bentuk apresiasinya adalah penghargaan dalam bentuk karya seni yang beragam seperti dalam ukiran, lukisan batik dan sebagainya. Tanaman kantil mempunyai beberapa nama lokal di berbagai daerah di Indonesia. Nama-nama lokal tersebut diantaranya adalah cempaka putih, kantil (Jawa), cempaka bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh (Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore).

Pohon kantil (cempaka putih) tersebar mulai daratan Asia beriklim tropis hingga beberapa pulau di kawasan Pasifik. Di Indonesia, tanaman ini yang menjadi flora identitas provinsi Jawa Tengah dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Habitat tumbuhan kantil meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah hingga ketinggian mencapai 1.600 meter dpl. Bunga kantil banyak ditanam masyarakat di halaman atau pekarangan rumah.

Inilah 16 Mitos Menyeramkan Tentang BUNGA KANTIL yang Syarat Unsur Magis dan Ritual
Gambar bunga kantil (Cempaka Putih)

16 Mitos Bunga Kantil dan Nilai Tradisi dalam Acara Pernikahan Masyarakat Jawa dan Bali

1.    Aroma khas bunga kantil disukai kuntilanak (makhluk halus berjenis kelamin perempuan)
2.    Pohon bunga kantil sebagai rumah atau tempat tinggal kuntilanak
3.    Bunga kantil digunakan untuk memanggil roh gaib pada acara kesenian daerah kuda kepang/jaran kepang
4.    Bunga kantil digunakan sebagai sarana mengamalkan ilmu pelet/ilmu pengasihan (khususnya ilmu memikat wanita)
5.    Digunakan pada sesaji (sajen) dalam ritual untuk memanggil makhluk halus/makluk gaib
6.    Digunakan untuk menolak sial atau sengkala, biasanya dipadukan dengan berbagai macam bunga seperti melati dan kenanga
7.    Digunakan sebagai bunga tabur dalam layatan orang meninggal agar sawan mayat atau aura buruk pergi setelah jenazah dikuburkan
8.    Digunakan sebagai sesajen pada setiap malam jum’at untuk mengusir roh jahat disekitar rumah/tempat tinggal
9.    Digunakan sebagai penolak kiriman energi negatif dari luar atau dari jin jahat
10.    Digunakan sebagai sarana pengisian tenaga dalam dalam olah kanuragan
11.    Sebagai pemersatu saudara gaib agar guru sejati timbul membimbing ilmu batin dalam ritual liman
12.    Digunakan dalam ritula piton untuk melancarkan suatu usaha
13.    Digunakan untuk menambah kewibawaan dan kekuatan
14.    Bunga kantil dipercaya dapat digunakan untuk mendeteksi keperawanan mempelai wanita. Konon, jika sang pengantin wanita sudah tidak gadis lagi, maka bunga kantil yang dikenakkan tidak beraroma wangi dan bunga kantil akan terbuka, tidak menguncup. Sebaliknya jika sang pengantin wanita masih perawan, bunga kantil tetap menguncup dan menebar semerbak aroma mewangi.

Dibalik mitos-mitos tentang bunga kantil tersebut, suku jawa dan bali selalu menyertakan bunga kantil dalam setiap acara pernikahan. Hal ini berkaitan erat dengan tradisi yang secara turun-temurun selalu dilakukan dalam acara adat-istiadat. Hampir disetiap acara ritual selalu menyertakan bunga kantil dengan maksud dan tujuan tertentu.

1.    Dalam tradisi masyarakat Jawa, setiap mengadakan pesta pernikahan selalu menggunakan bunga kantil untuk menghias rambut pada kedua mempelai.
2.    Dalam tradisi masyarakat Bali, bunga kantil digunakan untuk pewangi rambut yang diselipkan disela-sela rambut pengantin.

Kandungan Senyawa dan Khasiat Bunga Kantil secara Medis

Secara medis, manfaat dan khasiat bunga kantil belum tereksplorasi secara maksimal sehingga penggunannnya masih sebatas acara adat atau tradisi. Bunga kantil diketahui mengandung berbagai senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan senyawa alami seperti alkaloid mikelarbina dan liriodenina dipercaya memiliki  khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik. Selain itu, bunga kantil berkhasiat untuk menghilangkan bau badan, mengatasi vertigo, mengatasi perut kembung, membantu mengobati sinusitis, mengatasi masalah keputihan pada wanita, mengatasi radang saluran pernafasan, mengobati batuk dan sebagai bahan wangi-wangian.

8 Ciri-ciri Khusus Pohon Bunga Kantil

1.    Batang berkayu
2.    Tinggi pohon mencapai 30 meter
3.    Pada ranting-ranting pohon cempaka putih biasanya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan.
4.    Daun kantil (cempaka putih) tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau
5.    Tangkai daun lumayan panjang, mencapai hampir separo panjang daunnya
6.    Kantil (Michelia alba) mempunyai bunga berwarna putih yang mempunyai bau harum yang khas
7.    Jarang ditemukan mempunyai buah karena itu perbanyakan dilakukan secara vegetatif.
8.    Bunga berwarna putih dan beraroma harum yang khas

Boleh percaya boleh juga tidak tentang mitos bunga kantil (Cempaka Putih) yang tersebut diatas, semua tergantung bagaimana anda  menyikapinya. Terlepas hal tersebut adalah mitos atau fakta, anda sendiri yang menentukan sesuai dengan tradisi dan kepercayaan serta adat-istiadat masing-masing. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!