Tentang TDS Meter, EC Meter dan PH Meter

Alat Pengukur Larutan Nutrisi Hidroponik

Hidroponik – Menanam tanpa menggunakan tanah disebut dengan hidroponik. Teknik hidroponik menekankan pemenuhan nutrisi melalui media air yang dapat diserap langsung oleh akar tanaman. Pupuk yang digunakan dalam sistem hidroponik disebut dengan nutrisi AB Mix, yang terdiri atas dua bagian yaitu nutrisi A dan Nutrisi B. Nah, tentang kenapa nutrisi hidroponik dipisah antara A dan B silahkan baca disini : Mengapa Nutrisi Hidroponik Dikemas Terpisah?. Kembali ke nutrisi hidroponik, ada beberapa alat yang harus diketahui dan dimiliki oleh hidroponikers dan hal-hal yang berhubungan dengan nutrisi hidroponik. Beberapa alat tersebut adalah TDS meter, EC Meter dan pH Meter. Alat-alat tersebut sangat penting untuk mengukur kepekatan larutan, konduktifitas dan pH suatu larutan nutrisi hidroponik. Berbeda dengan pemakaian nutrisi (dalam hal ini adalah pupuk) pada tanaman konvensional (menggunakan tanah), dimana pupuk atau nutrisi bisa diberikan kira-kira atau tanpa aturan baku.

1. TDS Meter

TDS adalah singkatan dari “Total Disolved Solids” atau dalam bahasa indonesianya adalah “jumlah padatan terlarut”. Jadi TDS meter memiliki pengertian “alat untuk mengukur jumlah padatan atau partikel terlarut didalam air “. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur jumlah partikel terlarut pada air minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi hidroponik atau dengan kata lain konsentrasi larutan nutrisi. Pengukuran nutrisi hidroponik adalah suatu hal yang mutlak dan sifatnya sangat penting. Sebab jika larutan tidak diukur, bisa jadi tanaman kekurangan nutrisi atau kelebihan yang akan menjadi racun yang dapat membunuh tanaman itu sendiri. Satuan yang digunakan pada TDS meter adalah ppm, sedangkan

TDS Meter

ppm adalah singkatan dari “Part Per Million” atau sepersejuta bagian. ppm merupakan satuan pengukuran jumlah partikel terlarut yang diukur menggunakan TDS meter. Mengukur kepekatan nutrisi menjadi sangat penting dalam berhidroponik, sebab kita bisa mengetahui dengan pasti berapa kebutuhan nutrisi suatu tanaman. Seperti yang sudah saya katakan diatas, jika larutan nutrisi tidak diukur kita tidak akan tahu apakah larutan yang kita buat itu cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, apakah kurang atau bahkan melebihi. Perlu diketahui juga, bahwa kebutuhan nutrisi (dalam hal ini nilai ppm) setiap jenis tanaman itu berbeda-beda. Tanaman anggrek misalnya membutuhkan kepekatan larutan nutrisi yang rendah antara 300 – 400 ppm. Sayuran daun berbeda lagi, yaitu antara 900 – 1200 ppm, sedangkan untuk tanaman sayuran buah seperti cabai dan tomat membutuhkan kepekatan nutrisi yang lebih tinggi, yaitu antara 1500 – 2000 ppm.

2. EC Meter

EC singkatan dari “Electrical Conductivity” alat ini digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan (dalam hal ini adalah larutan nutrisi hidroponik). TDS Meter dan EC Meter sebenarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. Hanya saja pengukurannya menggunakan unit yang berbeda, TDS untuk mengukur konsentrasi atau jumlah partikel terlarut sedangkan EC untuk mengukur nilai konduktivitasnya. EC Meter merupakan alternatif dari TDS Meter untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. EC Meter dan TDS Meter sama-sama bisa digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik, jika tidak ada TDS Meter anda bisa menggunakan EC Meter, atau sebaliknya.

EC Meter

Electrical conductivity atau elektro konduktivitas atau daya hantar listrik suatu larutan nutrisi dipengaruhi oleh nilai kepekatan suatu larutan. Semakin pekat larutan nutrisi maka semakin tinggi daya hantar listriknya atau nilai EC nya, begitu pula sebaliknya jika nilai EC rendah maka nilai kepekatannya juga rendah. Satuan yang digunakan pada alat EC Meter adalah mS/cm (mili siemen/cm) atau mmho/cm (milli hos/cm). Namun dilapangan banyak yang menyebut satuan tersebut dengan EC saja, misalnya 1 ec atau 2 ec. Mengenai penggunaan alat pengukuran mana yang harus kita gunakan, apakah TDS atau EC tergantung pada diri kita masing-masing karena keduanya memiliki fungsi yang sama.

3. PH Meter

PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan (pH) suatu benda baik padat maupun cair. Dalam hal tanam menanam PH meter berfungsi untuk mengukur nilai pH media tanam baik media non tanah maupun media tanah dan untuk mengukur pH larutan nutrisi hidroponik. pH air diukur sebelum dan sesudah dilakukan penambahan nutrisi hidroponik. Pengukuran pH ditentukan dengan angka 1 hingga 14, dimana angka 7 menunjukkan pH netral. Sedangkan angka dibawah 7 hingga angka 1 menunjukkan kondisi asam dan angka diatas 7 hingga 14 adalah basa.

PH Meter

Pengukuran pH media tanam atau larutan nutrisi juga merupakan kegiatan yang wajib dilakukan dalam hal bercocok tanam hidroponik maupun konvensional. Sebab unsur-unsur mineral didalam air hanya dapat larut dan diserap oleh akar tanaman pada angka pH tertentu, yaitu antara 5,5 hingga 7,0 (netral). Pengukuran pH larutan nutrisi hidroponik menjadi sangat penting, sebab nilai pH larutan menentukan larut tidaknya unsur mineral, penyerapan akar tanaman dan pada akhirnya menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jika larutan pH suatu larutan nutrisi terlalu rendah (asam) atau terlalu tinggi (basa) tanaman akan tumbuh tidak normal atau kerdil. pH larutan nutrisi yang dapat ditolelir olah tanaman adalah netral yaitu antara 5,5 – 7,0 dimana pada angka pH tersebut unsur – unsur mineral didalam air dapat larut dan diserap dengan baik oleh akar tanaman.

Sedikit tentang nilai EC meter dan TDS Meter yang kadangkala membingungkan bagi hidroponikers pemula, sekali lagi bahwa kedua alat tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. Agar tidak bingung sebaiknya gunakan salah satu dari kedua alat tersebut. Dari beberapa artikel yang saya baca 1 mS/cm atau 1 EC = 500 – 700 ppm. Kenapa angka ppm nya tidak pasti? Sebab setiap merk TDS Meter mengkonversi angka EC yang berbeda-beda, ada TDS Meter yang mengkonversi 1 mS/cm = 500 ppm dan ada pula yang mengkonversi 700 ppm. Namun anda tidak perlu khawatir dengan perbedaan tersebut, sebab selisih angka tersebut masih dalam batas toleransi tanaman. Artinya jika tanaman seharusnya membutuhkan nilai ppm 500, tapi diberikan larutan dengan ppm 700 itu tidak masalah karena hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan tanaman masih bisa tumbuh normal. Demikian tentang TDS Meter, EC Meter dan pH Meter. Semoga bermanfaat…..

Salam mitalom !!!