Tips Merawat Tanaman BUAH DURIAN agar Berbuah Besar dan Berkualitas

Pemeliharaan Pohon Durian agar Berbuah Lebat

Buah durian

Budidaya Tanaman Buah – Tidak salah memang jika buah durian dianggap sebagai “rajanya buah” dari segala buah yang ada di dunia ini. Buah tropis Asia Tenggara ini memiliki pesona dan cita rasa yang unik dan istimewa yang tidak dapat ditemukan pada jenis buah lainnya. Buah durian menjadi buah favorit bagi banyak orang, meskipun tidak sedikit yang tidak menyukainya. Di Indonesia terdapat banyak sekali spesies dan kultivar durian dengan ciri khas dan keunggulan masing-masing. Seringkali konsumen kecewa setelah membeli buah durian karena kualitas daging buahnya rendah dan tidak seperti yang diharapkan. Tidak jarang kita temukan buah durian yang penampilan fisiknya terlihat bagus, besar dan aromanya kuat tetapi setelah dibelah daging buah durian tersebut rasanya tidak enak, hambar, keras/mengkal atau daging buahnya tipis. Hal serupa tidak hanya dialami oleh konsumen tetapi kekecewaan juga dirasakan oleh petani durian, dimana bibit yang ditanam adalah bibit unggul dan berkualitas baik tetapi buahnya sedikit dan kualitasnya rendah.

Faktor Penyebab Pohon Durian Berbuah Sedikit dan Berkualitas Rendah

Setidaknya ada 7 faktor yang mempengaruhi produktifitas buah durian dan kualitas daging buah durian. Ketujuh faktor tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling mendukung. Artinya jika salah satu faktor tidak terpenuhi akan sulit bagi pohon durian untuk menghasilkan buah yang lebat dan berkualitas. Berikut ini ketujuh faktor tersebut :

>    Bibit unggul dan berkualitas, memilih bibit unggul dan berkualitas adalah langkah awal agar pohon durian yang ditanam mampu menghasilkan buah yang lebat dengan daging buah yang berkualitas.
>    Pemupukan, defisiensi unsur hara adalah salah satu penyebab durian tidak mampu berbuah (berbuah sedikit) dan berkualitas rendah.
>    Pengaturan jumlah bunga dan bakal buah.
>    Kecukupan air, selain unsur hara air juga berpengaruh terhadap produktifitas dan kualitas buah durian.
>    Drainase
>    Pemangkasan
>    Hama dan penyakit, serangan hama dan penyakit adalah salah satu penyebab rendahnya produktifitas dan kualitas daging buah durian.

Cara agar Durian Berbuah Lebat dengan Daging Buah yang Berkualitas

A.    Menggunakan Bibit Unggul

Memilih bibit unggul yang berkualitas merupakan langkah awal dalam budidaya durian agar tanaman dapat menghasilkan buah sesuai harapan. Saat ini banyak sekali varietas durian unggul dengan kualitas dan keunggulan masing-masing. Pilihlan bibit dari varietas yang sesuai dengan lokasi atau lahan yang akan ditanami atau sesuai selera masing-masing. Pastikan bibit yang ditanam adalah bibit yang sehat dan bebas dari hama maupun penyakit. Belilah bibit durian dari penjual yang terpercaya dan memiliki krdibilitas baik.

B.    Pemupukan Tepat dan Berimbang

Pupuk adalah sumber unsur hara penyedia nutrisi (makanan) bagi tanaman. Defisiensi (kekurangan) unsur hara menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, kurus dan tidak dapat menghasilkan buah. Kalaupun berbuah maka buah yang dihasilkan sedikit dan kualitasnya kurang baik. Pemupukan durian pada masa produksi dapat dibagi 2, yaitu pemupukan utama dan pemupukan tambahan.

1.    Pemupukan utama

Pemupukan utama dilakukan 3x dalal setahun, yaitu setelah masa panen puncak, sebelum masa berbunga dan saat pembesaran buah.  Patokan pemupukan pohon durian adalah masa panen puncak, karena musim buah durian berbeda-beda di setiap lokasi agroekosistem dan pergeseran musim berbuah karena pengaruh pergeseran iklim.

Berikut ini waktu pemupukan, dosis dan jenis pupuk untuk tanaman durian ;

a).    Pemupukan Pertama

>    Pemupukan pertama dilakukan setelah buah habis dipanen,
>    Tunas air, cabang, dan ranting terlalu rimbun atau terinfeksi penyakit dipangkas,
>    Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah kompos/pupuk kandang 2 – 2,5 kg/m2, NPK 15 – 25 gr/m2 dan dolomit 50 – 100 gr/m2,
>    Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur dibawah tajuk tanaman.

b).    Pemupukan Kedua

>    Dilakukan 4 bulan setelah pemupukan pertama atau pada akhir musim hujan dan diperkirakan 1 – 2 bulan kemudian musim berbunga,
>    Pupuk yang diberikan mengandung unsur P tinggi, K sedang dan N sangat rendah,
>    Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah SP-36 15 – 20 gr/m2 dan NPK 7 – 10 gr/m2,
>    Pemupukan kedua dilakukan untuk menyiapkan nutrisi dalam pembentukan bunga.

c).    Pemupukan Ketiga

>    Dilakukan 4 bulan setelah pemupukan kedua atau pada masa pembesaran buah,
>    Pemupukan dilakukan sekitar 60 – 67 hari setelah bunga mekar,
>    Pupuk yang diberikan mengandung unsur P sedang, K tinggi dan N sangat rendah atau 0 (tanpa N),
>    Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah SP-36 3 – 6 gr/m2 dan KCl 7 – 10 gr/m2,
>    Pemupukan ketiga dilakukan untuk menyiapkan nutrisi dalam pengisian buah.

2.    Pemupukan Tambahan

a).    Pupuk daun untuk pertumbuhan vegetatif

>    Gunakan pupuk daun type D (vegetatif),
>    Aplikasi dilakukan dengan cara disemprotkan pada daun setelah tanaman mengalami pertunasan,
>    Pemupukan/penyemprotan ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan kesehatan daun agar fotosintesis berjlan optimal

b).    Pupuk daun untuk pertumbuhan generatif

>    Gunakan pupuk daun type B  (generatif) yang mengandung boron (Bo),
>    Aplikasi dilakukan pada saat mulai muncul bunga (stadia I),
>    Disemprotkan pada daun dan bunga,
>    Penyemprotan dilakukan setiap 10 atau 14 hari sekali sampai buah masak fisiologis (2 minggu sebelum dipanen)

c).    Pupuk KNO3 (Kalium Nitrat) dan CaNO3 (Kalsium Nitrat)

>    Dosisnya adalah 50 gram KNO3 an 50 gram CaNO3 dilarutkan dengan 20 liter air,
>    Aplikasi dilakukan dengan cara disemprotkan pada daun dan dikocor pada akar,
>    Waktu pemupukan yaitu satu bulan sebelum panen atau sekitar 75 – 90 hari setelah bunga mekar
>    Pemupukan ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas rasa, tekstur dan warna daging buah.

C.    Pengaturan Jumlah Bunga dan Bakal Buah

Tujuan dari pengaturan jumlah bunga dan bakal buah adalah untuk mendapatkan jumlah buah yang optimal sesuai dengan kemampuan tanaman menopang beban buah. Langkah awal yang harus dilakukan sebelum pengaturan bunga dan bakal buah adalah menentukan target jumlah buah per pohon terlebih dahulu, tahap selanjutnya adalah pengelolaan bunga dan bakal buah. Misalnya ditargetkan 15 ton/ha, jumlah tanaman 100 batang, maka setiap pohon ditargetkan hasil akhirnya 150 kg/pohon. Bila satu buah beratnya 2 kilo maka jumlah buah akhir adalah 75 buah per pohon, bila berat per buah 5 kg (misalnya Monthong) maka ditargetkan jumlah buah 30 buah/pohon. Target 15 ton ini untuk tanaman yang sudah dewasa berumur diatas 10 tahun dengan penutupan tajuk sudah >80% terhadap luas lahan. Bila tanaman lebih muda maka target dibuat lebih rendah. Berikut ini tahapan pengelolaan bunga dan bakal buah yang dilakukan berdasarkan fase perkembangan tanaman ;

1.    Stadia bunga II

Ketika bunga sebesar batang korek api (elongasi) mulai dilakukan pengurangan bunga (thining). Bunga yang dibuang adalah bunga yang terdapat diujung cabang dan yang tumbuh dicabang kecil (diameter cabang kurang dari 3 cm). Jika bunga tersebut dibiarkan akan menghasilkan buah yang berkualitas rendah,

2.    Stadia bunga III

Ketika bunga mekar sampai kelopak bunga lepas dilakukan pengurangan bunga pada cabang produksi. Pengurangan dilakukan terhadap dompolan yang terlalu banyak/rapat dan kuntum bunga yang berbeda umur terlalu jauh. Bunga yang dipelihara adalah bunga yang seumuran, yaitu bunga yang selisih mekar tidak lebih dari 2 hari. Setiap dompolan disisakan 8 kuntum.

3.    Stadia buah I

Yaitu ketika ukuran buah sebesar kelereng sampai sebesar telur. Buang buah yang abnormal atau buah yang terserang hama dan penyakit. Maksimal sisakan 4 buah saja pada setiap dompolan.

4.    Stadia buah II

Yaitu ketika ukuran buah sebesar bola tenis sampai sebesar bola takraw. Buang buah yang ukurannya kecil, tidak normal atau terserang hama penyakit. Setiap dompolan disisakan 1-2 buah saja supaya buah berkembang dengan maksimal.

D.    Pengairan yang Memadai

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua jenis tanaman, tak terkecuali tanaman durian. Tanaman durian memerlukan air sepanjang tahun, setiap hari tanaman durian rata-rata membutuhkan air sebanyak 3-5 liter/m2. Kecuali pada waktu satu bulan menjelang berbunga dan saat pemasakan buah yaitu sekitar 2-4 minggu sebelum panen. Kekurangan air akan berakibat menurunnya kualitas buah. Untuk memenuhi kebutuhan air dikebun durian perlu disediakan sarana irigasi yang memadai. Pengairan dapat dilakukan dengan berbagai sistem, seperti irigasi tetes, springkle, spray jet dan lain sebagainya.

E.    Drainase yang Baik

Meskipun sangat membutuhkan air namun tanaman durian juga tidak baik jika kelebihan air. Kebun durian harus memiliki sistem drainase yang baik agar air tidak menggenang saat musim hujan. Perlu dibuat parit-parit untuk membuang kelebihan air agar tanah tidak terlalu basah/becek. Tanah yang terlalu basah pada saat pemasakan buah dapat menurunkan kualitas buah durian.

F.    Pemangkasan

Arsitektur tanaman sudah dibentuk sejak tanaman dalam bentuk benih dan diikuti secara berkala setelah ditanam sampai tanaman berumur produktif. Sehingga tajuk terdistribusi secara merata dan penerimaan intensitas matahari lebih optimal serta percabangan tanaman teratur dan mampu menopang buah secara baik.

G.    Pengendalian Hama dan Penyakit

Serangan hama maupun penyakit merupakan salah satu penyebab rendahnya produktifitas dan kualitas buah durian yang dihasilkan. Untuk memperoleh hasil panen buah durian yang optimal serta menghasilkan daging buah durian yang berkualitas penanggulangan hama maupun penyakit harus dilakukan sejak dini.

Demikian “Cara Agar Durian Berbuah Besar dan Berkualitas“. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom !!!