Jenis-jenis IKAN LELE Yang Cocok di Budidayakan di Indonesia
Macam-macam Lele Budidaya
Artikel – Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan berkumis yang banyak tersebar diperairan air tawar di wilayah Asia dan Afrika. Ikan lele memiliki nama latin Clarias Sp dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Disebut catfish karena dimulutnya terdapat kumis yang panjang menyerupai kumis kucing. Habitat asli ikan lele adalah semua perairan air tawar yang tenang, seperti sungai dengan arus perlahan, danau, rawa-rawa, sawah, parit, telaga atau waduk. Ikan berkumis ini memeliki daya tahan hidup yang luar biasa, sebab ikan lele masih bisa hidup dan berkembang biak dengan baik meskipun di air kotor dan tercemar. Lele mampu hidup di air comberan, air limbah rumah tangga, air got dan saluran pembuangan limbah lainnya.
Ikan lele termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air. Pada keadaan tertentu ia bisa memangsa sesamanya alias kanibal. Biasanya, lele menjadi kanibal karena tak ada makanan lain dan faktor perbedaan ukuran. Lele yang lebih besar akan memangsa kawanan yang lebih kecil. Ikan lele berkembang biak dengan telur, dan telurnya dibuahi secara eksternal. Musim perkembangbiakan lele secara massal terjadi diawal musim hujan. Dibeberapa kasus masih membiak sepanjang musim hujan. Ikan lele memijah didorong oleh faktor kelimpahan air dan kualitas air, dimana pada musim hujan air cukup banyak dan kualitasnya lebih baik. Lele juga memijah ketika ada rangasangan berupa bau tanah. Tanah yang terjemur kemudian terendam air akan mengeluarkan bau khas yang merangsang ikan memijah. Kondisi ini biasanya terjadi saat hujan tiba.
Ciri-ciri dan Sifat Ikan Lele
Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Patil ini tidak hanya tajam tapi juga beracun dan mengakibatkan demam panas tinggi (nggregesi – bahasa Jawa) jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg, contohnya lele Wels dari Amerika.
Kegunaan Ikan Lele
Ikan lele adalah salah satu jenis ikan budidaya yang banyak dikonsumsi dan disukai banyak orang. Daging ikan lele bisa dikonsumsi sebagai lauk-pauk, dengan cara dimasak sebagai gulai, sambal balado, ikan goreng dan berbagai jenis masakan lainnya. Untuk meningkatkan nilai jual ikan lele, sekarang ini daging lele sudah banyak diolah dengan berbagai olahan, misalnya abon lele, dendeng lele,nugget lele, keripik tulang lele, mangut lele dan lain sebagainya. Pengolahan ikan lele dilakukan dengan tujuan agar ikan lele memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan untuk pengawetan supaya daging lele bisa bertahan lebih lama.
Selain sebagai ikan konsumsi, lele juga memiliki banyak kegunaan lainnya. Ikan lele bisa digunakan untuk membersihkan perairan yang kotor dan tercemar. Ikan – ikan lele biasanya ditaruh pada tempat-tempat yang memili kualitas air buruk untuk menjaga kualitas air karena ikan tersebut bisa membersihkan kotoran. Ikan lele juga banyak dipelihara di sawah, tujuannya untuk membantu petani menjaga tanaman padi dari serangan hama. Ikan lele dapat memakan serangga dan hama lainnya yang ada di persawahan. Ikan lele seringkali digunakan untuk membasmi jentik nyamuk yang berada ditempat-tempat yang tergenang air.
Nama Lain Ikan Lele / Nama Daerah Ikan Lele
Diseluruh dunia, ikan lele termasuk jenis ikan yang terdiri dari banyak sekali spesies. Oleh karena itu, ikan lele memiliki banyak sebutan, misalnya ikan lele dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), ikan keli (Malaysia) dan nyen-nyoo (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Sedangkan di Indonesia sendiri ditiap-tiap daerah ikan lele dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya ikan lele disebut ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah), ikan ‘keli’ untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut ‘ikan penang‘ untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur). Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.
Produksi Ikan Lele di Indonesia
Ikan lele adalah jenis ikan yang banyak dibudidayakan di Indonesai, karena itu lele sangat populer. Di Indonesia ikan lele banyak disukai oleh masyarakat karena terjangkau, relatif murah dan banyak mengandung gizi. Produksi ikan lele di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat, karena permintaan pasar yang terus naik serta semakin luasnya pasar bagi ikan lele. Pembudidaya ikan lele terus bertambah karena ikan lele mudah dalam perawataan dan pemeliharaannya, masa panen yang singkat serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Hal ini juga didukung dengan munculnya usaha-usaha pengolahan daging lele sehingga pasar lele semakin luas dan permintaan pasar yang terus naik.
Berikut ini tabel produksi ikan lele nasional sejak tahun 2004 – 2008
No | Tahun | Jumlah Produksi (Ton) |
---|---|---|
1 | 2004 | 51.271 |
2 | 2005 | 69.386 |
3 | 2006 | 77.272 |
4 | 2007 | 91.735 |
5 | 2008 | 108.200 |
Jenis-jenis Ikan Lele dan Penyebarannya
Diseluruh belahan dunia diketahui terdapat lebih dari 55 spesies anggota marga Clarias. 20 spesies diantaranya kini diketahui berada di wilayah Asia Tenggar, termasuk Indonesia tentunya. Kebanyakan diantara spesies-spesies tersebut baru dikenali dan dideskripsi dalam 10 tahun terakhir. Berikut ini daftar spesies ikan lele yang ada di seluruh dunia menurut Ferraris, 2007 :
No | Nama Spesies | Wilayah Penyebaran |
---|---|---|
1 | Clarias agboyiensis (Sydenham – 1980) | Menyebar di Afrika Barat – dari Ghana hingga Nigeria. |
2 | Clarias albopunctatus (Nichols & La Monte – 1953) | Menyebar di Danau Chad – Sungai Kongo bagian tengah dan Sungai Benue – Afrika |
3 | Clarias alluaudi (Boulenger – 1906) | Afrika (Danau-danau Victoria – Kyoga – Edward – Rukwa dan Tanganyika) |
4 | Clarias anfractus (Ng – 1999) | Endemik di Sabah: di sekitar Sungai Segama dan Sungai Kalabakan. |
5 | Clarias angolensis (Steindachner – 1866) | Bagian tengah dan hilir Sungai Kongo |
6 | Clarias anguillaris (Linnaeus – 1758) | Afrika: Nigeria – Benoue – Zambia – Senegal bawah serta bagian tengah dan hilir Sungai Nil; Chad; sungai-sungai di pesisir Benin – Togo – Ghana dan Pantai Gading; dan populasi terpencil di Mauritania dan Aljazair selatan. |
7 | Clarias batrachus (Linnaeus – 1758) | Menyebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara. |
8 | Clarias batu (Lim & Ng – 1999) | Lele batu. Endemik di Pulau Tioman Malaysia. |
9 | Clarias brachysoma (Günther – 1864) | Endemik di Srilanka. |
10 | Clarias buettikoferi (Steindachner – 1894) | Afrika: Sungai Comoe – Pantai Gading – hingga Guinea Bissau. |
11 | Clarias buthupogon (Sauvage – 1879) | Afrika: Sungai-sungai pesisir dari Nigeria hingga sistem Sungai Kongo. |
12 | Clarias camerunensis (Lönnberg – 1895) | Afrika: Sungai-sungai pesisir Togo hingga sistem Sungai Kongo tengah dan hilir. |
13 | Clarias cataractus (Fowler – 1939) | Thailand – di Semenanjung Malaya dan mungkin juga Kamboja. |
14 | Clarias cavernicola (Trewavas – 1936) | Lele gua Afrika Gua-gua di Afrika barat daya. |
15 | Clarias dayi (Hora – 1936) | Terbatas di sekitar Tamil Nadu – India. |
16 | Clarias dhonti (Boulenger – 1920) | Terbatas di Sungai Niemba – Republik Demokratik Kongo. |
17 | Clarias dialonensis (Daget – 1962) | Afrika: Guinea dan sungai-sungai di pesisir Sierra Leone. |
18 | Clarias dumerilii (Steindachner – 1866) | Afrika: hulu dan bagian tengah sistem Sungai Kongo dan Luapula. |
19 | Clarias dussumieri (Valenciennes – 1840) | Asia Selatan. |
20 | Clarias ebriensis (Pellegrin – 1920) | Afrika – Sungai-sungai pesisir dan laguna di Nigeria hingga Pantai Gading. |
21 | Clarias engelseni (Johnsen – 1926) | Afrika – Sudan. |
22 | Clarias falconeri (Lydekker – 1886) | India (telah punah) |
23 | Clarias fuscus (La Cepède – 1803) | Asia: Jepang – Taiwan dan Cina selatan – Laos timur laut serta Vietnam utara |
24 | Clarias gabonensis (Günther – 1867) | Afrika: sistem Sungai Kongo tengah dan hilir. |
25 | Clarias gariepinus (Burchell – 1822) | Lele dumbo Menyebar luas di Afrika dan Asia Kecil. kini diternakkan di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. |
26 | Clarias hilli (Fowler – 1936) | Afrika: sistem Sungai Kongo bagian tengah dan Danau Albert. |
27 | Clarias insolitus (Ng – 2003) | Endemik di aliran Sungai Barito Kalimantan |
28 | Clarias intermedius (Teugels – Sudarto & Pouyaud – 2001) | Endemik di Kalimantan Tengah di antara Sampit dengan Sungai Barito |
29 | Clarias jaensis (Boulenger – 1909) | Afrika: Nigeria tenggara – Kamerun selatan dan Gabon. |
30 | Clarias kapuasensis (Sudarto-Teugels & Pouyaud – 2003) | Endemik di Kalimantan Barat di sekitar aliran Sungai Melawi dan Kapuas |
31 | Clarias laeviceps (Gill – 1862) | Afrika: dari Sungai Saint Pauls – Liberia hingga sistem Sungai Volta – Ghana. |
32 | ….etc |
Jenis-jenis Ikan Lele Budidaya di Indonesia
Di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali jenis-jenis ikan lele. Dari sekian banyak jenis lele di Indonesia tidak semuanya dibudidayakan, baik budidaya skala rumahan maupun skala komersial. Jenis lele yang dibudidayakan untuk tujuan komersial harus memeiliki syarat-syarat tertentu. Misalnya memiliki nilai ekonomis tinggi, jenis lele unggul, tahan terhadap penyakit, dan lain sebagainya. Secara umum di Indonesia terdapat dua spesies ikan lele budidaya yang banyak dikembangkan oleh peternak lele. Dua spesies tersebut adalah Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Dari kedua spesies tersebut dikenal beberapa jenis lele unggul, yaitu lele phyton, lele dumbo dan lele sangkuriang.
1. Ikan LELE PHYTON
Berbeda dengan varietas unggul lainnya yang biasanya ditemukan oleh para peneliti, ikan lele phyton ditemukan oleh para peternak lele di Kabupaten Pandeglang, Banten, pada tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari silangan induk lele eks Thailand F2 dengan induk lele lokal. Sayangnya tidak diketahui apa spesies dari indukannya dan dari generasi keberapa indukan ikan lele lokalnya berasal. Menurut para penemunya, indukan didapat dari lele lokal yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat secara turun temurun. Tapi berdasarkan beberapa literatur, lele phyton berasal dari induk betina lele eks Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.
Ikan lele phyton mempunyai ketahanan terhadap cuaca dingin, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) lebih dari 90%. Sementara itu, FCR mencapai 1, artinya satu kilogram pakan menjadi satu kilogram daging dihitung mulai benih ditebar sampai panen dengan siklus pemeliharaan selama 50 hari.
Pada awalnya proyek Ikan lele phyton ini dilakukan untuk menjawab keluhan para peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang. Mereka sering mengalami kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi dari benih lele yang dibeli dipasaran, seperti lele dumbo. Benih lele tersebut rupanya tidak cocok dibudidayakan di Desa Banyumundu yang beriklim dingin, pada malam hari berkisar 17 derajat celcius. Dengan metode try and error selama lebih dari 2 tahun akhirnya mereka menemukan varietas lele yang kemudian dinamakan Ikan lele phyton. Kualitas lele phyton ini juga diakui oleh Dinas Perikanan Budidaya Provinsi Banten.Sesuai dengan namanya, lele phyton memiliki bentuk kepala seperti ular phyton. Gerakannya lebih lincah dari lele dumbo dan rasa dagingnya lebih gurih, tidak lembek. Dari segi rasa, lele phyton lebih mendekati lele lokal.
2. Ikan LELE SANGKURIANG
Ikan lele sangkuriang resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004. Penelitian ikan lele sangkuriang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi sejak tahun 2002. Penelitian ini berawal dari kekhawatiran para peternak dengan menurunnya kualitas lele dumbo yang beredar di masyarakat. Penurunan disebabkan oleh kesalahan dalam menghasilkan benih dan penyilangan yang terjadi secara terus menerus. Hingga akhirnya diupayakan untuk mengembalikan sifat-sifat unggulnya dengan cara persilangan balik (back cross).
Ikan lele sangkuriang dihasilkan dari indukan betina lele dumbo generasi ke-2 atau F2 dan lele dumbo jantan F6. Induk betina merupakan koleksi BBPAT, keturunan F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985. Sedangkan indukan jantan merupakan keturunan F6 dari keturunan induk betina F2 itu. Penamaan Sangkuriang diambil dari cerita rakyat Jawa Barat tentang seorang anak yang bernama Sangkuriang yang mengawini ibunya sendiri. Sama seperti yang dilakukan BBPAT yang mengawinkan lele jantan F6 dengan induknya sendiri lele betina F2.
Dari hasil perkawinan ini ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur hingga 40.000-60.000 butir per sekali pemijahan. Jauh berbeda dengan kemampuan bertelur lele lokal yang berkisar 1.000-4.000 butir. Lele Sangkuriang juga lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di air minim, dan kualitas daging yang lebih baik.Hanya saja kelemahannya, peternak tidak bisa membenihkan lele Sangkuriang dari induk lele Sangkuriang. Apabila ikan lele Sangkuriang dibenihkan lagi, kualitasnya akan turun. Jadi pembenihan lele Sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik.
Saat ini BBPAT sedang menggodok varian baru lele Sangkuriang, yaitu ikan lele Sangkuriang II. Jenis ini merupakan perbaikan dari Sangkuriang I. Ikan lele ini persilangan antara indukan jantan F6 Sangkuriang I dengan indukan betina F2 lele dari Afrika. Indukan lele Afrika dipilih karena ukurannya yang besar, bisa sampai 7 kilogram. Hal ini dipandang bisa memperbaiki sifat genetis lele Sangkuriang. Berdasarkan pemulianya, yaitu BBPAT, ikan lele Sangkuriang II pertumbuhannya lebih besar 10 persen ketimbang Sangkuriang dan bobotnya pun lebih bongsor.
Ikan lele sangkuriang II belum dilepas secara bebas. Pihak BBPAT masih melakukan uji multilokasi di daerah Bogor (Jawa Barat), Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa Timur) dan Boyolali (Jawa Tengah). Daerah tersebut memang dikenal sebagai sentra-sentra produksi lele nasional.
3. Ikan LELE LOKAL
Ikan lele lokal memiliki nama latin Clarias Batrachus, merupakan jenis lele yang dikenal luas di masyarakat. Sebelum lele dumbo diperkenalkan di Indonesia, para peternak biasa membudidayakan ikan lele jenis ini. Namun saat ini sangat jarang peternak yang membudidayakan jenis lele lokal karena dipandang kurang menguntungkan. Lele lokal memiliki Food Convertion Ratio (FCR) yang tinggi, artinya rasio pakan yang diberikan terhadap berat daging yang dihasilkan tinggi. Perlu lebih dari satu kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram daging dalam satu siklus budidaya. Selain itu, pertumbuhan lele lokal terbilang sangat lambat. Lele lokal yang berumur satu tahun masih kalah besar dengan lele dumbo berumur 2 bulan!
Terdapat tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele putih atau belang putih dan lele merah. Diantara ketiga jenis lele itu, lele hitam paling banyak dibudidayakan untuk konsumsi. Sedangkan lele putih dan merah lebih banyak dibudidayakan sebagai ikan hias. Lele lokal memiliki patil yang tajam dan berbisa, terutama pada lele muda. Apabila menyengat, racun yang terdapat pada patil bisa membunuh mangsanya dan bagi manusia bisa membuat bengkak dan demam.
4. Ikan LELE DUMBO
Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985. Ikan ini menjadi favorit dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan badannya yang bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Sebagai perbandingan, lele dumbo berumur 2 bulan besar badannya bisa dua kali lipat dibanding lele lokal berumur satu tahun.
Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara Ikan lele asal Taiwan Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika Clarias Mosambicus. Namun keterangan lain menyebutkan lele dumbo lebih mirip dengan Clarius Gariepinus yang hidup di perairan Kenya, Afrika. Banyak literatur yang menggolongkan lele dumbo kedalam jenis yang kedua, termasuk artikel ini. Untuk pastinya, perlu penelaahan lebih lanjut dalam mengungkap asal-usul lele dumbo.
Dari sisi fisik, ikan lele dumbo bisa dibedakan dengan lele lokal dari warnanya yang hitam kehijauan. Lele dumbo juga akan bereaksi ketika terkejut atau stres, kulitnya berubah menjadi bercak-bercak hitam atau putih dan kemudian akan berangsur-angsur kembali ke warna awal. Lele dumbo memiliki patil seperti lele lokal, namun patilnya tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak mempunyai kebiasaan membuat lubang. Secara umum, lele dumbo bisa tumbuh lebih cepat, lebih besar dan lebih tahan terhadap penyakit dibanding lele lokal. Namun dari sisi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek. Sebagian orang menganggap daging ikan lele lokal lebih enak rasanya dibanding lele dumbo. (Diolah dari berbagai sumber)
Demikian tentang “Jenis-jenis Ikan Lele Budidaya di Indonesia” dan “Jenisjenis Spesies Lele Didunia“. Semoga bermanfaat….
Salam mitalom !!!