Inspiratif..!! Hanya Menanam KANGKUNG Petani ini Berpenghasilan Rp. 97,2 Juta per Bulan

Kangkung Hidroponik ala Charlie Tjendapati

Foto by : Charlie Tjendapati

Kabar Berita – Siapa yang tidak kenal kangkung? Ada cerita menarik tentang sayuran daun yang satu ini. Mitos yang berkembang di masyarakat luas, sayur kangkung bisa menyebabkan kantuk. Benar tidaknya tentang mitos tersebut tergantung pengalaman anda. Beberapa pakar telah mengamati kebiasaan di negara-negara pengonsumsi kangkung, termasuk di Indonesia. Mereka menyebutkan, secara tradisional, konsumsi kangkung dilakukan untuk meringankan gejala susah tidur. Sayangnya, belum ada uji klinis yang menguji efek konsumsi kangkung terhadap rasa kantuk. Jika dilihat dari kandungan gizi yang terdapat pada kangkung, dibalik mitos tersebut ternyata kangkung memiliki khasiat dan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh. Baca disini : 14 Manfaat Kangkung Untuk Kesehatan

Dikalangan petani, sayuran kangkung memiliki cerita tersendiri. Sebagian petani menganggap tanaman kangkung tidak memiliki nilai ekonomis, sehingga banyak yang enggan menanam sayuran ini. Memang benar adanya, dibeberapa daerah sayur kangkung sangat murah harga jualnya. Ditingkat petani satu ikat kangkung hanya dihargai Rp. 700 – Rp. 800 saja, dan ditingkat pengecer dikisaran Rp. 1000 – Rp. 1500 per ikat. Oleh karena itu petani dibeberapa daerah memilih komoditas lain yang dianggapnya bisa memberikan keuntungan yang lebih menjanjikan. Mereka lebih memilih menanam cabai, tomat, terung, melon, semangka atau tanaman budidaya lainnya yang dianggap memiliki nilai jual lebih tinggi. Benarkah? Belum tentu, jenis-jenis tanaman budidaya tersebut memang harganya jauh lebih tinggi tapi apakah tidak dipikirkan faktor-faktor lainnya, seperti biaya produksi, perawatan dan pemeliharaan yang lebih rumit, masa panen lebih lama dan masalah tidak terduga lainnya?

Foto by : Charlie Tjendapati

Namun tidak sedikit petani yang menggantungkan hidupnya dari bertanam kangkung. Bagi pembudidaya kangkung yang rata-rata adalah petani tradisional atau konvensional sayuran ini lebih menguntungkan karena masa panennya yang singkat. Sejak ditanam hingga panen, tanaman kangkung hanya membutuhkan waktu 25 – 30 hari saja. Tergantung perawatan dan pemeliharaan, jika dibudidayakan dengan benar kangkung bisa lebih cepat dipanen. Budidaya kangkung lebih mudah dilakukan, bahkan oleh anda yang sama sekali tidak tahu atau tidak pernah bercocok tanam sekalipun. Pemeliharaan dan perawatan kangkung tidak sulit serta biaya produksi yang murah bisa menjadi pertimbangan bagi anda yang ingin bercocok tanam.

Kisah Sukses Petani Kangkung Yang Berpenghasilan 97.2 Juta rupiah per Bulan

Beberapa minggu ini nama Charlie Tjendapati seorang praktisi hidroponik dari Bandung mendadak menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama dikalangan pecinta hidroponik dan penggemar tanaman. Kisah tersebut berawal setelah beliau memposting sebuah status diberandanya, beliau menceritakan tentang pendapatannya dari budidaya kangkung hidroponik yang mencapai Rp. 97.200.000/bulan. Kisah beliau yang sangat fantastis ini telah banyak ditulis dimedia online hingga menjadi sangat viral dan puluhan ribu kali dibaca orang. Hingga memancing banyak tanggapan dan komentar, ada yang positif dan tidak sedikit juga tanggapan yang negatif. Tidak sedikit pula yang tertarik untuk mengikuti jejak beliau dan datang langsung untuk belajar tentang kangkung hidroponik. Berkat pemberitaan di media online tersebut, banyak yang penasaran dan ingin bertemu langsung dengan beliau. Banyak yang tidak mempercayai tentang penghasilan yang fantastis Charlie Tjendrapati ini. Ada anggapan bahwa kabar tersebut adalah hoax dan omong kosong yang tidak masuk akal.

Foto by : Charlie Tjendapati

Saya pribadi setuju dengan apa yang telah dilakukan oleh pak Charlie, beliau memposting status tersebut bukan untuk menyombongkan diri atau pamer. Tapi beliau melakukannya untuk tujuan yang sangat mulia, yaitu agar menginspirasi orang lain.

Beliau berkeinginan agar petani Indonesia maju, agar anak-anak muda menekuni dunia tani. Beliau prihatin dengan pertanian di negeri kita ini, semua anak muda tidak berminat untuk bertani, tidak ada regenerasi petani di negeri kita ini yang konon adalah negeri agraris.Berikut ini tanggapan beliau tentang pemberitaan kangkung hidroponiknya yang fantastis yang ditulis diberandanya ;

“Temans dan saudara-saudariku…Jika beberapa minggu ini beredar kabar tentang kangkung hidroponik yang fantastis,hal itu memang benar dan ada.Aq dah bicara dengan rekan-rekan,dan mereka juga setuju bahwa hal ini mesti di share,agar makin banyak yang menekuni dunia tani.Tanpa rekan-rekan aq,ga mungkin aq mencapainya..Jadi kebun kangkungnya,bukan punya aq sendiri lhoo…
Aq kenalin yah,rekanku berhidroponik yang sejak lama menguatkan langkah dan tekad untuk terus berusaha dalam bidang ini.

Pertama….adalah Opa Zulhaq Ramadhan Djatma.Beliau yang mengedepankan pemberdayaan manusia di berbagai bidang sehingga bisa mencapai kesejahteraan.Bahwa hidroponik ditengah masyarakat,janganlah hanya sekedar hobi belaka,tetapi bisa sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga.Beliau juga yang selalu menyemangati aq dalam keadaan sakit dan sehat,agar selalu mau berbagi ilmu dan pengalaman.Jika ada yang ingin berteman dengannya,sangat aq anjurkan..

Kedua Opa Jenggot Hidroponik,beliau minta disapa demikian.Mengajarkan tentang ke-suka hati-an dalam berhidroponik.Jika ditanya,berapa lama pompa menyala,jawabnya adalah “sesuka hati Gue”..maklumlah,putera betawi yang satu ini memang telah nyaman menapaki hidup bertani secara hidroponik.Apalagi jika ditanya bagaimana menjalankan bisnisnya,maka jawabnya cuma : semau gue ajjah…

Kami bertiga,sungguh ingin pertanian menjadi suatu lahan sandaran hidup di negeri ini.Jika ingat perjuangan dalam menggapai yang sekarang,terlalu berat buat diingat.kami sudah merasakan jatuh,rugi,ditipu,ditinggalkan,dan lainnya.Namun,hal itu tidak menjadikan kami lemah.Dan jika ada yang ingin belajar,share,kami sangat terbuka.Bahkan harapan kami,jangan ada yang merasakan kemalangan seperti kami,pada saat pertama berjuang..

Jika ada yang ingin berkunjung ke kebun di Bogor,silahkan menghubungi beliau-beliau,karena lokasi mereka di jakarta.Jika ingin berkunjung ke kebun padalarang,silahkan hubungi aq,karena aq tinggal di Bandung.Buat temen temen praktisi dan ahli,yuk ah,kita jadi petani yang baik…agar kita bisa mengajarkan yang baik buat generasi mendatang. Selamat berkarya….”

Berikut ini status yang beliau tulis diberandanya, yang membuat nama Charlie Tjendapati menjadi sangat terkenal dan fenomenal.

Berminggu ini diundang hadir buat berbagi di beberapa kebun seputaran jawa barat,untuk sharing dan bertukar pengalaman. Menyenangkan dan menjanjikan banget.Bukan buat sombong atau pamer,tetapi semoga jadi suatu referensi bagi generasi muda tentang kehidupan bertani.Bertani bisa menjadi penunjang kehidupan,seperti aq bisa menunjang kehidupan keluarga dan orang lain.Balik lagi ke kangkung.

Cara Pembuatan Kangkung Hidroponik Ala Charlie Tjendapati

Foto by : Charlie Tjendapati

“Hidroponik ini menggunakan paralon ajah,karena kami cuma ahli melubangi paralon dan sesuai dengan kantong.
Jumlah lubang tanam ada 86.400 lubang
Sekilo kangkung ada 64 tanaman dalam 16 netpot, berarti isi net pot ada 4 tanaman kangkung ( kadang 5 atau 6 ).Berarti jumlah panen ada sekira 86.400 : 16 = 5400 kg
Jika panen kangkung berumur 20 HST , maka setiap 10 hari akan dipanen sekira 2700 kg , dalam sebulan akan dipanen 8100 kg.Harga kangkung Rp. 12.000 / kg , maka akan didapat pendapatan sekira 8100 kg x Rp. 12.000 = 97.200.000,-“

Biaya awal untuk bertani dengan metode hidroponik memang mahal, tapi itu hanya sekali saja untuk musim berikutnya biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Peralatan hidroponik bisa digunakan beberapa kali musim bahkan mampu bertahan beberapa tahun. Untuk musim kedua biaya produksi bisa ditekan, karena tidak perlu membeli peralatan baru dan hanya membeli benih dan nutrisi saja dan biaya listrik tentunya. Meskipun harus mengeluarkan modal untuk upah pekerja tapi total biya produksi musim kedua dan seterusnya jauh lebih rendah. Dan menariknya, pak Charlie Tjendrapati tidak membeli nutrisi jadi tapi beliau menggunakan nutrisi hidroponik hasil racikannya sendiri.

Bagaimana menurut anda? Masuk akal? Masih mau bilang jadi petani itu nggak bisa kaya atau petani itu selalu miskin? Jika anda penasaran, atau ingin belajar hidroponik silahkan hubungi pak Charlie melalui akun FB-nya. Semoga tulisan ini bisa membantu pak Charlie agar apa yang dilakukan beliau bisa diketahui dan dibaca lebih banyak orang lagi. Dan tentunya sesuai dengan maksud beliau untuk menginspirasi orang lain agar menekuni dunia pertanian. Semoga menginspirasi dan semoga bermanfaat…..

Sumber : FBCharlie Tjendapati

Salam mitalom !!!