Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau
Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Tembakau
Hama dan Penyakit – Tanaman tembakau adalah salah satu komoditas pertanian semusim yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Daun tembakau dimanfaatkan sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Daun tembakau mengandung nikotin dan berasa pahit serta senyawa neurotoksin yang mampu membunuh serangga. Di dalam dunia pertanian, ekstrak daun tembakau dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama tanaman. Antara lain untuk mengendalikan ulat, kutu daun, oteng-oteng dan lain sebagainya. Akan tetapi kandungan neurotoksin tidak membuat ulat dan hama lainnya enggan untuk memakan daun tembakau. Hama seperti ulat, oteng-oteng, kutu daun dan hama lainnya masih saja mengganggu tanaman tembakau. Selain hama, beberapa penyakit tanaman juga terdapat pada tanaman tembakau, misalnya rebah kecambah, lanas dan penyakit kerupuk.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman tembakau merupakan salah satu aspek terpenting dalam budidaya tanaman, tidak terkecuali tanaman tembakau. Serangan hama dan penyakit tanaman tembakau jika tidak ditangani dengan serius dapat mengakibatkan kerugian besar, bahkan gagal panen. Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya produksi tembakau, baik kualitas maupun kuantitas.
Jenis-jenis Hama Tanaman Tembakau dan Cara Pengendaliannya
1. Kutu Daun (Myzus Persicae)
Serangan kutu daun bisa terjadi mulai dari pembibitan hingga tanaman dewasa. Kutu daun merusak tanaman dengan cara menyerang daun tembakau, terutama daun tembakau muda. Kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan daun sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Hama ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Serangan kutu daun dapat mempengaruhi aroma, warna, dan tekstur daun tembakau. Kutu daun mengurangi kandungan alkaloid, gula, rasio gula alkaloid dan meningkatkan total nitrogen daun.
Pengendalian :
Kurangi penggunaan pupuk nitrogen dan penyemprotan akarisida kimia seperti pegasus, demolish, curacron, alfamex, agrimec, samite, atau bamex.
2. Nematoda (Meloydogyne sp.)
Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang ada didalam tanah dan menyerang perakaran. Gejala serangan antara lain terdapat bisul-bisul bulat pada akar dengan ukuran bervariasi. Akibatnya tanaman menjadi kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati.
Pengendalian :
Pengendalian dapat dilakukan dengan pengolahan lahan yang baik, menjaga sanitasi lingkungan tanaman, membersihkan gulma dan pemberian nematisida. Pemberian nematisida dapat dilakukan dengan menaburkan pada pangkal batang. Nematisida yang dapat digunakan misalnya curater, pentakur, furadan atau petrofur.
3. Ulat Daun (Spodoptera litura dan Prodenia litura)
Ulat daun memakan daun tembakau dan menyebabkan daun menjadi bolong-bolong tidak beraturan. Luka bekas gigitan ulat daun berwarna putih. Serangan terparah dapat menyebabkan daun tembakau habis dimakan ulat, baik daun tua maupun daun muda.
Pengendalian :
Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida kimia seperti regent, curacron atau prevathon.
4. Kutu Kebul (Bemisia tabacci)
Kutu kebul menyerang daun tembakau dengan cara yang mirip dengan kutu daun, yakni menghisap cairan pada daun tembakau. Bukan hanya kutu dewasa, nimfa kutu kebul juga dapat menyerang daun dengan cara yang sama. Serangan kutu kebul menyebabkan daun menjadi rusak, pertumbuhan tanaman terganggu dan tanaman menjadi kerdil. Kutu kebul juga merupakan vektor utama penyebaran penyakit mosaik tembakau Tabacco Leaf Corl Virus (TLCV).
Pengendalian :
Pengendalian dilakukan dengan cara menjaga sanitasi, membersihkan gulma dan penyemprotan akarisida bamex, demolish, agrimec, alfamex atau pegasus.
5. Kumbang Perusak Daun (Oteng-Oteng / Kepik)
Oteng-oteng merusak daun dengan cara memakan daun tembakau. Bekas gigitan hama ini berbentuk garis – garis berkelok tidak beraturan. Pada tanaman muda dapat menyebabkan tanaman mati karena daun dan tunas habis dimakan hama ini.
Pengendalian :
Pengendalian dilakukan dengan cara menjaga sanitasi, membersihkan gulma dan penyemprotan insektisida curacron atau regent.
6. Orong-Orong (Gryllotalpa africana)
Orong-orong menyerang tanaman dengan cara memakan pangkal batang yang berada dibawah permukaan tanah. Menyebabkan tanaman layu, roboh dan mati.
Pengendalian :
Pencegahan dilakukan dengan menaburkan nematisida pada pangkal batang tanaman. Misalnya furadan, pentakur, curater atau petrofur.
Jenis-jenis Penyakit Tanaman Tembakau dan Cara Pengendaliannya
1. Rebah Semai
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytium sp, Sclerotium sp, dan Rhizoctonia sp. Gejala terlihat pada batang tanaman yang berwarna coklat, busuk dan akhirnya rebah. Penyekait ini menyerang pada kondisi curah hujan yang tinggi, drainase buruk dan kelembaban yang tinggi.
Pengendalian :
Mengatur jarak tanaman dalam pembibitan yang tidak terlalu rapat, perlakuan benih dengan fungisida, drainase yang baik, serta pemberian naungan pada pembibitan dengan plastik tembus cahaya.
2. Penyakit Layu
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophtora nicotianae. Gejala serangan : tanaman secara tiba-tiba layu dan akhirnya mati, pangkal batang membusuk berwarna coklat. Gejala lain terlihat jika daun tanaman terkulai layu, menguning dan mati.
Pengendalian :
Pencegahan dapat dilakukan dengan pengolahan lahan yang baik, pemberian trichoderma, rotasi tanaman serta penggunaan varietas tahan. Pengocoran trichoderma pada pangkal batang setiap 1 minggu sekali.
3. Penyakit Mosaik Tembakau (Tabacco Leaf Corl Virus = TLCV)
Penyakit ini disebabkan oleh virus TLCV (Tabacco Leaf Corl Virus). Gejala serangan terlihat jika ada daun tanaman yang mengkerut, tepi daun melengkung keatas, tulang daun bengkok, serta daun menebal. Dikalangan petani penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit kerupuk.
Pengendalian :
Pencegahan dilakukan dengan rotasi tanaman, menggunakan varietas tahan dan membasmi vektornya yaitu kutu kebul. Kutu kebul merupakan vektor utama penyebaran penyakit mosaik tembakau. Kutu kebul dapat dikendalikan dengan akarisida demolish, pegasus, alfamex, agrimec atau bamex.
4. Patik Daun
Disebabkan oleh cendawan Cercospora nicotinae, gejala terdapat bercak putih hingga coklat pada daun. daun terinfeksi menjadi rapuh dan mudah robek.
Pengendalian :
Pengolahan lahan dengan baik, mengatur jarak tanam, rotasi tanaman, cabut dan musnahkan tanaman terinfeksi serta penyemprotan fungisida.
5. Busuk Daun / Busuk Bakteri
Disebabkan oleh bakteri Sclerotium rolfsii. Gejalanya daun layu dan membusuk, batang terkulai dan akhirnya mati.
Pengendalian :
Rotasi tanaman, mencabut dan memusnahkan tanaman terinfeksi serta penyemprotan bakterisida seperti plantomicyn, bactoxyn atau agrept.
Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!