Mengenal Hama KUTU PUTIH Pada Tanaman KAKAO

Hama KUTU PUTIH Pada Buah KAKAO

Gambar 1 : Hama KUTU PUTIH pada buah KAKAO

Hama & PenyakitOrganisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang banyak di laporkan menyerang buah kakao di antaranya adalah penyakit busuk buah, penyakit vascular streak dieback (VSD), hama penggerek buah kakao (PBK), dan pengisap buah Helopeltis spp. Ada beberapa jenis hama buah lain tetapi tidak banyak dilaporkan antara lain hama kutu putih yang menyerang buah kakao.

Hama kutu putih (mealy bug) belum pernah dilaporkan secara eksplosif menyebabkan kerusakan serius pada tanaman kakao, namun keberadaannya pada tanaman kakao sebenarnya hampir selalu ditemukan. Bahkan keberadaan hama ini sedikit banyak diharapkan pekebun kakao karena perannya yang menguntungkan dalam bersimbiosis dengan semut hitam dan semut rangrang. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan keberadaan dan status hama ini dapat menjadi masalah besar dikemudian hari. Apalagi jika kondisi cuaca dan lingkungan mendukung perkembangan hama ini, mengingat perubahan iklim saat ini yang sering tidak menentu dan cukup ekstrem.

Kenyataan di lapang juga menunjukkan adanya fenomena peledakan hama yang disinyalir dipicu oleh perubahan iklim dan lingkungan yang cukup ekstrem seperti peledakan populasi kutu putih pada pertanaman pala di daerah Sangir Talaud tahun I990an, hama kutu pada pepaya di banyak wilayah di Indonesia, peledakan populasi ulat bulu di beberapa wilayah Indonesia pada pertengahan tahun 2011 dan peledakan populasi ‘tomcat’ th 2013 (serangga predator hama yang populasinya meningkat tajam karena perubahan iklim yang menyebabkan ‘masalah’ pada manusia), serta peledakan hama ulat api pada pertanaman kelapa di Tobelo tahun 2014.

Pada beberapa sentra produksi kakao seperti di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, dan lain-lain. sering ditemukan serangan hama kutu putih pada pertanaman kakao khususnya pada bagian buah. Serangan terjadi pada buah yang masih kecil maupun pada buah yang sudah besar. Selain pada buah, hama kutu ini juga ditemukan pada pucuk dan daun muda. Hasil pengamatan sampel buah kakao terserang kutu di daerah Sampaga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat menunjukkan bahwa kutu tersebut adalah Cataeno-coccus hispidus dari familia Pseudococcidae ordo Homotera.

Nimfa kutu yang masih muda berwarna kekuningan menempel pada permukaan kulit buah kakao. Nimfa yang lebih tua berwarna kuning pucat yang tertutup oleh lapisan lilin putih pada permukaan tubuhnya. Pada saat masih berupa nimfa muda kutu aktif bergerak dan berpindah tempat. Setelah beberapa hari dan menemukan tempat yang cocok kutu akan menetap dan mengisap cairan tanaman bagian tersebut hingga berkembang dewasa. Penyebaran kutu ini seringkali dibantu oleh semut. Apabila buah yang terserang masih muda maka buah akan terhambat perkembangannya, seringkali bentuk buah menjadi tidak beraturan, berkerut dan mengeras pada bagian yang terserang karena kutu mengisap cairan pada bagian tersebut serta mudah rontok. Jika serangan terjadi pada buah yang sudah besar > 10 cm relatif tidak berpengaruh terhadap perkembangan dan kualitasnya, hanya mempengaruhi penampilan luarnya saja.

Gambar 2 : Simbiosis antara KUTU PUTIH dan semut hitam (a), KUTU PUTIH dan semut rangrang (b)

Umumnya kutu putih pada kakao bukan merupakan hama utama dan jarang menimbulkan kerusakan yang serius. Justruselama ini yang banyak dilaporkan keberadaan kutu pada tanaman kakao dipertahankan atau diinfestasikan bersama-sama dengan semut hitam atau semut merah (rangrang). Hal ini berkaitan dengan fungsi kutu-semut dalam pengendalian hama utama kakao seperti Helopeltis spp. dan hama PBK, dimana semut (semut hitam dan semut merah/rangrang) berperan sebagai predator yang menyerang serangga hama lain yang akan mendatangi wilayahnya pada tanaman kakao. Semut tersebut bersimbiosis dengan kutu putih (Gambar 2), semut memerlukan cairan manis yang dikeluarkan kutu putih sebagai makanannya, sedang kutu memerlukan semut untuk perlindungan dan penyebarannya pada tanaman kakao. Di beberapa perkebunan kakao penggunaan semut hitam maupun semut rangrang untuk mengendalikan hama utama kakao seperti PBK dan Helopeltis spp. telah banyak dilakukan.

Populasi kutu dapat berkembang melimpah karena beberapa faktor, antara lain kondisi cuaca yang kering. Populasi kutu putih mencapai puncaknya pada musim panas yaitu pada suhu sekitar 30 derajat celcius atau lebih. Kondisi kering dengan temperatur udara sekitar 30 derajat celcius sangat mendukung perkembangan populasi hama tersebut. Kondisi pertanaman yang rapat dan hembusan angin yang cukup kencang serta adanya serangga vektor dapat menyebabkan perkembangan populasi hama tersebut lebih cepat. Untuk mengantisipasi terjadinya ledakan populasi hama kutu putih tersebut dapat dilakukan dengan monitoring secara berkala misalnya 1-2 minggu sekali agar dapat mengantisipasi tindakan pengendalian selanjutnya. Monitoring meliputi kelimpahan populasi kutu, sebaran dan kerusakannya.

Belum ada standar atau ambang batas populasi hama ini, namun jika populasinya melimpah dan gejala kerusakan yang ditimbulkan terlihat jelas dengan banyaknya buah muda dan pucuk yang terserang, maka perlu dilakukan tindakan pengendalian. Beberapa cara pengendalian untuk menekan populasi hama tersebut yaitu sebagai berikut :

a). Dengan cara mekanis dengan mengumpulkan dan membakarnya,

b). Menggunakan pestisida nabati,

c). Menggunakan cendawan entomopatogen, Beaveria bassiana,

d). Jika populasinya sudah sangat melimpah dapat digunakan pestisida kimia yang sesuai dan dianjurkan secara tepat (waktu, dosis, cara, sasaran).

Demikian tentang “Hama KUTU PUTIH Pada Tanaman KAKAO” Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!