Mengendalikan Penyakit Tanaman Jagung

Cara Mengatasi Penyakit Pada Tanaman Jagung

Hama dan Penyakit – Selain hama, yang sering mengganggu tanaman jagung adalah penyakit yang biasanya disebabkan oleh virus, bakteri atau cendawan. Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman jagung antara lain hawar daun, busuk pelepah, penyakit bulai, busuk tongkol, busuk batang, karat daun, bercak daun dan virus mosaik. Serangan penyakit pada tanaman jagung bisa menyebabkan kerugian bahkan gagal panen.

Gambar Tanaman jagung

Selain pengendalian dengan fungisida kimia dan pestisida lainnya, pengendalian penyakit tanaman jagung seharusnya juga dilakukan dengan cara teknis. Pengendalian secara teknis mampu mengurangi biaya penggunaan pestisida kimia sekaligus mengurangi residu bahan kimia pada tanaman. Berikut beberapa penyakit pada tanaman jagung serta cara pengendaliannya :

1. Hawar Daun

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala awal terlihat adanya bercak kecil berbentuk oval, lalu memanjang berbentuk elips dan berkembang menjadi hawar berwarna hijau keabu-abuan atau coklat. Serangan dimulai dari daun tua dan lama kelamaan menyebar kedaun muda. Penyakit ini menyebabkan tanaman mengering dan mati.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menanam varietas tahan, memusnahkan tanaman terinfeksi, dan penyemprotan fungisida berbahan aktif dithiocarbamate atau mancozeb.

2. Busuk Pelepah

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Gejala awal terlihat adanya bercak pada pelepah daun berwarna kemerahan dan berubah menjadi abu-abu. Kemudian bercak meluas membentuk sklerotium berbentuk tak beraturan, berwarna putih selanjutnya berubah menjadi coklat. Serangan dimulai pada pelapah daun yang paling dekat dengan tanah kemudian menular kebagian atas.

Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, menanam tidak terlalu rapat, drainase yang baik, pergiliran tanaman dan penyemprotan fungisida berbahan aktif karbendazim atau mancozeb.

3. Penyakit Bulai

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora philippinensis. Serta cendawan Peronosclerospora sorghii (Hanya ditemukan di dataran Tinggi Berastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur). Penyakit ini menyerang tanaman muda (antara 1-2 minggu HST). Gejala terlihat adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun. Bagian permukaan daun atas dan bawah terdapat tepung berwarna putih yang terlihat jelas dipagi hari. Akibatnya pertumbuhan terhambat, daun menggulung dan terpelintir, bunga jantan menjadi massa daun yang berlebihan, pembentukan tongkol terhambat dan bahkan menyebabkan tongkol tidak terbentuk. Serangan dapat terjadi pada seluruh bagian tanaman.

Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan, penanaman serempak, memusnahkan tanaman terinfeksi dan perlakuan fungisida berbahan aktif metalaksil pada benih sebelum tanam.

4. Busuk Tongkol

Ada 3 jenis busuk tongkol yang menyerang tanaman jagung, antara lain ;
– Busuk Tongkol Fusarium
– Busuk Tongkol Diplodia
– Busuk Tongkol Gibberella

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menanam varietas tahan, pemupukan berimbang dan pergiliran tanaman.

5. Busuk Batang

Busuk batang pada tanaman jagung disebabkan oleh cendawan Colletotrichum graminearum, diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis dan Cephalosporium acremonium.

Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas tahan, pergiliran tanaman, mengurangi penggunaan pupuk nitrogen, dan drainase yang baik.

6. Karat Daun

Disebabkan oleh cendawan Puccinia polysora. Gejala terlihat adanya bercak-bercak kecil berbentuk bulat atau oval pada permukaan bawah dan atas daun jagung. Infeksi berkembang dengan cepat pada musim hujan dengan kelembaban tinggi.

Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas tahan, memusnahkan tanaman yang terinfeksi dan penyemprotan fungisida berbahan aktif benomil.

7. Bercak Daun

Bercak daun pada tanaman jagung disebabkan oleh cendawan Bipolaris maydis syn., yang terdisi dari dua ras yaitu ras O dan ras T. Gejala pada ras O terdapat bercak berwarna coklat kemerahan, sedangkan gejala pada ras T bercak terlihat lebih besar, berwarna hijau kuning kemudian menjadi coklat kemerahan. Serangan pada bibit tanaman menyebabkan tanaman layu dan mati dalam waktu kurang lebih3 atau 4 minggu setelah tanam.

Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas tahan, memusnahkan seluruh tanaman terinfeksi dan penyemprotan fungisida berbahan aktif mancozeb atau karbendazim.

8. Virus Mosaik

Penyakit virus mosaik penyebarannya dibantu oleh kutu daun (Myzus persicae) dan Rhopalopsiphum maydis. Gejala ditandai dengan adanya tanaman yang menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garis-garis kuning. Jika dilihat secara keseluruhan tanaman terlihat kekuningan mirip dengan penyakit bulai, namun tidak terdapat adanya serbuk spora pada permukaan daun. Serangan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil dan tanaman tidak mampu berproduksi secara maksimal.

Pengendalian dilakukan dengan menanam benih yang sehat (tidak terinfeksi virus mosaik), memusnahkan tanaman yang terinfeksi, pergiliran tanaman dan penyemprotan akarisida abamectin seperti bamex, demolish, agrimec, numectin atau promectin untuk membasmi vektornya yakni kutu kebul.
Baca juga : Pengendalian Hama Tanaman Jagung

Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!