Jenis dan Fungsi POHON PELINDUNG / NAUNGAN Pada Tanaman KAKAO

Pohon Pelindung Tanaman Kakao

Kebun kakao (Foyo by : Aris Alfi)

Budidaya Perkebunan – Apa itu pohon pelindung. Pohon pelindung adalah tanaman lain yang sengaja ditanam pada areal pertanaman kakao yang bermanfaat untuk melindungi tanaman dari paparan sinar matahari secara penuh. Penanaman pohon pelindung sebelum penanaman kakao bertujuan mengurangi intesnsitas sinar matahari langsung. Bukan berarti bahwa pohon pelindung tidak menimbulkan masalah yang menyangkut biaya, sanitasi kebun, kemungkinan serangan hama dan penyakit, atau kompetisi hara dan air. Karena itu, jumlah pemeliharaan untuk meniadakan pohhon pelidung pada areal penanaman kakao saat ini sedang dilakukan. Penanaman pohon kakao secara rapat atau pengurangan pohon pelindung secara bertahap, misalnya, merupakan upaya meniadakan pohon pelindung itu.

1.    Manfaat Pohon Pelindung

Beberapa manfaat pohon pelindung pada tanaman kakao antara lain sebagai berikut ;

a.    Melindungi daun

Pohon pelindung sangat berpengaruh pada terhadap kadar gula pada batang dan cabang kakao. Pengaruh itu mengisyaratkan perlunya pohon pelindung pada areal penanaman yang sebagai faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi proses fisiologis. Ditinjau dari kemampuan menyerap sinar matahari sebagai sumber energi, kakao masuk kedalam tanaman C3, yaitu tanaman yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Tanaman yang tergolong C3 membutuhkan temperatur optimum 10-25oC. Dengan demikian dengan adanya pohon pelidung terutama akan mempengaruhi kemampuan daun kakao melakukan proses fisiologis.

b.    Menciptakan Iklim Mikro

Disamping itu, pohon pelidung terutama pada areal yang belum menghasilkan memainkan peranan penting pula dalam menciptakan iklim mikro yang lembab.

c.    Menghindari pencucian hara

Pohon pelidung juga berperan dalam memperbaiki unsur tanah, mengembalikan hara tercuci, dan menahan terpaan angin terutama pada kakao yang belum menghasilkan.

d.    Memperbaiki Struktur tanah

Peranannya sebagai memperbaiki struktur tanah dikarenakan sistem perakaran pohon pelindung umunya dalam. Pengembalian hara yang tercuci bisa terjagi karena adanya guguran daun tanaman pelindung yang akan melapuk membentuk senyawa organik.

2.    Kerugian Pohon Pelindung

Selain memberikan manfaat pada tanaman kakao, pohon pelindung juga dapat menimbulkan pengaruh buruk yang merugikan tanaman kakao. Kerugian itu berkaitan dengan perbandingan biaya penanaman dan pemeliharaan dengan peranannya sebagai peningkatan produksi, terutama bagi tanaman yang menghasilkan. Hasil dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa tanpa pohon
pelindung kakao akan menghasilkan buah lebih banyak dari pada kakao yang ada pohon pelindungnya.

Kakao tanpa pohon pelindung yang diberi pupuk menghasilkan biji kering yang lebih tinggi dari pada kakao yang dibei pohon pelindung atau tanpa pupuk. Hasil penelitian itu mengindikasikan bahwa kakao yang telah menghasilkan pada hakikatnya mampu menciptakan iklim mikro sesuai dengan kebutuhanya. Tajuk yang saling bertemu akan membatasi intensitas matahari langsung kesebagian besar daun.

Kerugian lainya dari adanya pohon pelindung adalah timbulnya persaingan dalam mendapatkan air dan hara antara tanaman pelindung dengan kakao tersebut.

Persaingan dalam mendapatkan air dan hara akan sangat tajam terutama pada pohon pelindung yang ditanam lebih rapat dengan kakao yang baru ditanam dilapangan. Kerugian bisa juga timbul mengingat pohon pelindung punya kemungkinan menjadi inang hama Helopeltis sp, seperti tanaman pelindung Accasia decurens dan Albissia chinensis.

3.    Jenis-jenis Pohon Pelindung Untuk Tanaman Kakao

Pada areal penanaman kakao ada dua jenis pohon pelindung, yaitu: Pohon pelindung sementara dan Pohon pelindung tetap. Pohon pelidung sementara berfungsi bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Untuk menetapkan pohon pelindung yang hendak ditanam maka hal-hal yang berkaitan dengan morfologi daun, letak kedududkan daun, ukuran tipe daun, tipe percabangan maupun ketahan akan hama penyakit, serta sifatnya didalam penyerapan air dan hara patut diperhatikan. Bila memungkinkan, pohon pelindung sebaiknya juga dimanfaatkan segi ekonomisnya seghingga areal penanaman kakao dan pohon pelindungnya mempunyai nilai tambah.

4.    Kriteria Pohon Pelindung Tanaman Kakao

Tidak semua jenis tanaman atau pohon bisa dimanfaatkan sebagai pohon pelindung tanaman kakao. pohon yang digunakan sebagai pelindung tanaman kakao harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Berikut ini kriteria pohon pelindung untuk tanaman kakao ;

a.    Mudah dan cepat tumbuhnya, percabangan dan daunnya memberikan perlindungan yang baik
b.    Tidak mengalami masa gugur daun pada musim tertentu
c.    Mampu tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kurang subur dan tidak bersaing dalam hal kebutuhan akan air dan hara
d.    Tidak mudah terserang hama dan penyakit
e.    Tidak menjadi inang hama dan penyakit
f.    Tahan akan angin, dan mudah memusnahkannya, jika sewaktu-waktu tidak dipakai lagi

Pohon pelindung sementara yang umum digunakan ialah:
– Maghonia macrophylla
– Albizzi falcata
– Ceiba petranda.

Pada areal penanaman kakao, singkong, dan pisang sering juga digunakan sebagai pohon pelindung sementara. Akan tetapi keduanya  memiliki persaingan akan hara dan air yang sangat tinggi. Saat ini pohon pelindung yang sering gunakan ialah hasil okulasi antara Leucaene glauca sebagai batang bawah dan Leucaene glabrata sebagai batang atas. Hasil okulasi ini tidak menghasilkan biji sehingga tidak mengotori kebun. Pohon okulasi itu dikenal dengan L2, L19 dan L21.

Kekhawatiran penanaman pohon pelindung jenis lamtaro akhir-akhir ini berkaitan dengan ditemukannya hama kutu loncat (Heteropsylla sp) pada habitat tanaman tersebut. Serangannya dapat mengakibatkan pohon pelindung gundul sehingga kehilangan fungsinya.

5.    Bikultur dan Penjarangan Pohon Pelindung Tanaman Kakao

Penanaman kakao pada areal tanaman perkebunan non kakao sering dilakukan. Hal ini berdasarkan atas pemanfaatan tanaman perkebunan non kakao tersebut sebagai pohon pelindung bagi kakao. Penanaman kakao diantara barisan kelapa sawit pada awal pertumbuhannya memberikan hasil yang baik, tetapi masa berbunga dan pertumbuhan selanjutnya menjadi tertekan.

Penanam kakao secara bikultur sebaiknya pada areal tanaman kelapa. Kelapa ditanam berjarak 9m x 9m (123 pohon per ha) atau 10.5 m x 10.5m (91 pohon per ha), sedangkan, kakao ditanam diantara dua baris kelapa dengan jarak tanam 3m x 3m (650 pohon per ha). Penanaman kakao diantara tanaman kelapa tersebut dilakukan setelah tanaman kelapa berumur 5 tahun.

Sisem bikultur lainnya bagi kakao dapat juga diterapakan pada areal tanaman karet, kapuk atau kopi. Penanaman demikian memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif lagi karena menyangkut pengelolaan dua tanaman sekaligus yang sama–sama memberikan keuntungan ekonomi.

Penjarang pohon pelindung pada areal tanaman kakao yang telah menghasilkan dapat dilakukan sebagai salah satu usaha mengurangi kerugian atau biaya yang telah ditimbulkan pohon pelindung. Yang penting diperhatikan dalam melakukan penjarangan pohon pelindung adalah jenis tanaman pelindung, umur tanaman kakao, faktor tanah, dan iklim.

6.    Waktu yang Tepat Menanam Pohon Pelindung Tanaman Kakao

Pohon pelindung hendaknya ditanam 12-18 bulan sebelum penanaman kakao dilapangan. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa kakao harus sudah dibibitkan 4-6 bulan sebelumnya. Waktu diatas didasarkan pada perkiraan waktu yang dibutuhkan pohon pelindung tetap dan pohon pelindung sementara untuk tumbuh sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Demikian tentang ”Pohon Pelindung Tanaman Kakao”. Semoga bermanfaat….

Salam mitalom