Cara Mengendalikan Kutu Kebul (Bemisia Tabaci)

Kutu Kebul ( Bemisia tabaci)

Hama & Penyakit – Kutu kebul (Bemisia tabaci) atau dikenal juga dengan kutu putih memiliki efek ganda sebagai perusak tanaman. Kutu kebul yang ketika dewasa memiliki sepasang sayap putih dan bertepung ini dapat merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan secara langsung berupa serangan kutu kebul yang menghisap cairan daun dan batang tanaman yang mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun mengkerut dan kemudian tanaman akan mati secara perlahan. Hal tersebut terjadi karena sel-sel jaringan daun dan batang yang telah rusak akibat serangan kutu kebul dewasa dan nimfa. Ekskresi kutu kebul menghasilkan madu yang merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Keberadaan embun jelaga akan semakin memperparah kerusakan pada tanaman karena hal tersebut akan menghambat proses fotosintesis.

Kerusakan secara tidak langsung melibatkan virus gemini dan virus mosaik. Kutu kebul merupakan vektor utama penyebaran kedua jenis virus tersebut. Virus gemini dan virus mosaik menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun menguning dan keriting yang menyebabkan tanaman tidak mampu berproduksi dengan maksimal, bahkan bisa lebih parah karena tanaman sama sekali tidak berproduksi. Kerusakan tidak langsung ini jauh lebih parah dan lebih berbahaya daripada kerusakan secara langsung. Sebab tanaman yang sudah terinfeksi virus gemini maupun virus mosaik tidak dapat disembuhkan. Gejala serangan virus gemini dikenal dengan sebutan penyakit bulai atau keriting bulai. Lalu tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama kutu kebul ?

Gejala serangan virus gemini pada tanaman cabai (foto : Kusmani Kusmani)

Tindakan Pengendalian Kutu Kebul / Kutu Putih

1. Pengendalian secara alami

Pengendalian hama kutu kebul secara alami dapat dilakukan dengan cara memelihara kelestraian musuh alami dengan meminimalisir segala tindakan yang dapat menghambat perkembangannya atau membunuhnya. Menghindari penggunaan pestisida kimia dengan dosis dan frekuensi aplikasi yang tinggi. Menghindari penggunaan jenis maupun dosis pestisida yang tidak tepat, karena hanya akan membuang biaya serta dapat mengancam populasi musuh alami kutu kebul yaitu predator dan parasitoid. Aplikasi jenis pestisida dan dosis yang tidak tepat cenderung akan membuat hama kutu kebul bersifat resistan. Ada 75 jenis spesies predator kutu kebul, tetapi hanya spesies tertentu yang diketahui mampu menurunkan populasi kutu kebul.

2. Pengendalian fisik dan mekanik

Pengendalian fisik dan mekanik untuk meminimalisir populasi kutu kebul meliputi kegiatan membersihkan gulma (menjaga kebersihan area tanaman), pengairan atau perbaikan pola tanam. Tindakan tersebut dapat membantu mengurangi populasi hama kutu kebul. Pengendalian fisik dan mekanik bertujuan untuk menekan populasi kutu kebul (Bemisia tabaci), mengganggu aktivitas fisiologis hama yang normal, serta mengubah lingkungan agar tidak disukai sebagai tempat bersembunyi dan tempat berkembangbiaknya hama kutu kebul.

3. Pengelolaan ekosistem

Pengelolaan ekosistem melalui bercocok tanam dengan tujuan menciptakan lingkungan area tanaman menjadi kurang sesuai bagi kehidupan dan perkembangbiakan hama kutu kebul. Pengelolaan ekosistem juga berperan untuk memacu fungsi agensia hayati pengendali hama kutu kebul. Beberapa teknik bercocok tanam untuk mengurangi populasi kutu kebul (Bemisia tabaci) antara lain sebagai berikut ;

a). Penggunaan benih/bibit dari varietas yang tahan (toleran) terhadap kutu kebul. Meskipun demikian jika populasi kutu kebul sudah melewati batas ambang kendali perlu dilakukan penyemprotan insektisida dengan dosis dan frekuensi sesuai anjuran.
b). Menanam benih/bibit yang sehat yang memiliki daya tumbuh cukup baik. Benih/bibit yang sehat memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh menjadi tanaman yang sehat. Tanaman yang tumbuh normal dan sehat memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap serangan hama kutu kebul. Tanaman yang sehat juga memiliki kemampuan recovery (tumbuh kembali) lebih cepat.
c). Pergiliran tanaman dengan tujuan untuk menghentikan atau memutus siklus hidup hama kutu kebul (Bemisia tabaci). Teknik pergiliran tanaman dilakukan dengan menanam tanaman yang bukan sejenis atau bukan tanaman inang kutu kebul. Cara ini cukup efektif untuk mengurangi populasi kutu kebul dan menghambat perkembangbiakannya.
d). Melakukan tindakan sanitasi dengan cara membersihkan tanaman inang disekitar lahan, membersihkan sisa-sisa tanaman inang, serta rotasi tanaman dengan tanaman bukan sejenis.
e). Penanaman serempak dengan waktu tanam yang tepat.
f). Memanfaatkan tanaman jagung sebagai perangkap dan penghalang persebaran hama kutu kebul. Menanam jagung disekitar area tanaman utama terbukti efektif untuk menghambat atau menolak migrasi/persebaran hama kutu kebul.

4. Memanfaatkan agensia hayati sebagai pengendali biologis

Pengendalian biologis adalah teknik pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami hama kutu kebul. Musuh alami yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan kutu kebul terdiri dari parasitoid, patogen dan predator serangga hama. Predator kutu kebul dari famili Anthocoridae, Coccinelidae, Chrysopidae, Hemerobiidae dan kebanyakan Miridae tidak mampu menjaga populasi kutu kebul di bawah ambang ekonomi di rumah kaca, meskipun demikian predator dari genera Macrolopus atau Dicyphus diketahui mampu menurunkan populasi kutu kebul. Cendawan dari golongan entomophtorales juga ditemukan mampu menginfeksi kutu kebul antara lain Conidiobolus spp., Entomopthora spp. dan Zoophthora spp.

5. Penggunaan pestisida

Penggunaan pestisida baik pestisida nabati maupun pestisida kimia secara selektif untuk menekan, menghambat serta mengurangi populasi dan perkembangbiakan hama kutu kebul. Beberapa jenis pestisida yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama kutu kebul antara lain pestisida dengan bahan aktif acetamiprid, carbosulfan, buprofezin dan diafenthiuron. Sedangkan penggunaan insektisida dengan bahan aktif imidacloprid, thiamethoxam, pyridaben dan pymetrozin diketahui tidak mampu mengendalikan hama kutu kebul. Penggunaan insektisida tersebut malah akan membuat hama menjadi kebal atau resistant.

Demikian sekilas tentang beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama kutu kebul. Insektisida berbahan aktif abamectin, baik abamectin hitam maupun bening yang digadang-gadang mampu mengendalikan semua hama kutu-kutuan termasuk didalamnya kutu kebul ternyata tidak mampu mengendalikan populasi hama ini. Semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!

Suber referensi : skpkarimun.or.id