Cara Budidaya Kedelai

Menanam Kedelai

Budidaya Tanaman Pangan – Kacang kedelai adalah tanaman budidaya yang termasuk dalam kelompok tanaman pangan. Kedelai termasuk dari famili leguminosa yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, susu dan lain sebagainya. Kedelai memiliki prospek bisinis yang bagus mengingat nilai ekonomisnya yang tinggi dan kebutuhan didalam negeri yang terus meningkat. Hingga saat ini Indonesia belum mampu berswasembada kedelai dan untuk memenuhi kebutuhan akan kedelai masih di impor dari luar negeri. Peluang ini seharusnya dimanfaatkan agar Indonesia tidak selalu bergantung dengan negara lain, sebab kita memiliki lahan yang luas, subur dan memiliki iklim yang cocok untuk budidaya kedelai.

Di Indonesia kacang kedelai memiliki sebutan yang beraneka ragam, misalnya kacng kuning, kacang bulu, kedele, kacang jepung, demokam, gedela dan lain sebagainya.

Budidaya Kedelai

1. Syarat Tumbuh Budidaya Kedelai

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik. Pada tanah yang miskin unsur hara (tandus) kedelai masih dapat tumbuh dengan syarat diberi pupuk organik, pupuk kandang dan pengapuran. Tanaman kedelai memerlukan pengairan yang cukup selama masa pertumbuhan. Curah hujan ideal antara 100 – 200 mm/bulan dengan temperatur antara 25 – 27 derajat celcius. Budidaya kedelai paling baik dilakukan pada ketinggian 0 – 900 mdpl dengan sinar matahari penuh, minimal 10 jam/hari.

2. Persiapan Lahan Budidaya Kedelai

Lahan untuk budidaya kedelai dibajak atau dicangkul terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur. Kemudian dibuat saluran-saluran air agar tanaman tidak tergenang saat musim hujan. Saluran air / drainase dibuat setiap 5 – 6 meter dengan kedalaman dan lebar disesuaikan dengan kondisi lahan. Tanaman kedelai pada lahan yang tergenang akan tumbuh kerdil dan tidak mampu berproduksi dengan baik. Taburkan dolomit jika pH tanah rendah dan taburkan pupuk kandang atau kompos jika lahan kurang subur atau tandus. Bisa juga ditambahkan dengan pupuk TSP, KCL dan Urea dengan perbandingan 2 : 1 : 1

3. Persiapan Benih Budidaya Kedelai

Agar mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya benih yang digunakan adalah benih unggul bersertifikat. Jika ingin membuat benih sendiri, pilihlah benih dari tanaman yang sehat dan memiliki produktifitas tinggi. Benih kedelai yang baik adalah benih yang didapatkan dari tanaman yang berumur cukup tua dan sehat. Kebutuhan benih berkisar 40 – 50 kg/hektar.

4. Penanaman Budidaya Kedelai

Sebelum ditanam sebaiknya benih diberi insektisida dan fungisida terlebih dahulu agar benih terhindar dari serangan hama dan jamur. Campurkan 100 gr insektisida dan 100 gr fungisida dengan 10 kg benih. Insektisida yang digunakan adalah insektisida yang berbentuk tepung, misalnya metindo atau lannate. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, dengan jarak tanam 40 x 25 cm atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Setiap lubang diisi dengan 2-3 benih kemudian ditutup tipis dengan tanah. Penanaman yang baik dilakukan setelah hujan turun atau pada saat tanah dalam kondisi basah.

6. Pemeliharaan dan Perawatan Budidaya Kedelai

a. Pengairan

Tanaman kedelai sangat peka terhadap kekurangan air. Fase pertumbuhan yang sangat membutuhkan air adalah pada awal pertumbuhan vegetatif yaitu umur 15 – 21 hari setelah tanam, pada fase pembungaan yaitu umur 25 – 35 hari setelah tanam dan pada fase pengisian polong yaitu umur 55 – 70 hari setelah tanam. Pada fase-fase tersebut tanaman kedelai sangat membutuhkan air dan harus dilakukan pengairan jika tidak turun hujan.

b. Penyiangan

Gulma atau rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman kedelai perlu dilakukan penyiangan. Jika tidak tanaman kedelai akan terganggu pertumbuhannya karena terjadi persaingan dalam mendapatkan nutrisi.

c. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan perlu dilakukan agar tanaman kedelai tidak kekurangan unsur haranya. Namun jika kondisi tanahnya sangat subur, pemupukan susulan tidak perlu dilakukan. Taburkan urea pada fase pertumbuhan, dan pada fase pembungaan sampai fase pembentukan biji/polong berikan pupuk yang mengandung unsur phospor dan kalium, misalnya TSP dan KCL. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit Budidaya Kedelai

Hama yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain lalat bibit/lalat kacang (Ophiomya phaseoli tryon), lalat buah, ulat grayak, oteng-oteng, ulat penggulung daun, ulat jengkal, penggerek buah, ulat buah, dan penggerek daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan sanitasi lahan dan penyemprotan insektisida tepat sasaran.
Selengkapnya baca disini Cara Mengendalikan Hama Tanaman Kedelai

Penyakit yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain karat daun, busuk batang, busuk akar, layu dan bercak daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan memperhatikan sanitasi dan kebersihan lahan serta penyemprotan dengan fungisida.
Baca selengkapnya Mengendalikan Penyakit Tanaman Kedelai

Baca juga : Kandungan Gizi dan Manfaat Kedelai

8. Panen Budidaya Kedelai

Kedelai dapat dipanen muda sebagai kedelai rebus atau dipanen tua setelah biji matang. Kedelai harus dipanen pada waktu yang tepat, yaitu setelah biji atau polong benar benar sudah matang atau tua. Ciri-ciri kedelai yang sudah siap panen adalah daun menguning dan mudah rontok, polong biji mengering dan berwarna kecoklatan. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang / menyabit dengan sabit. Pemanenan dengan cara mencabut batang tidak dianjurkan, karena dapat mengurangi kesuburan tanah. Demikian cara budidaya kedelai, semoga bermanfaat…

Salam mitalom !!!